Ahad 03 Aug 2014 13:45 WIB

Puluhan Orang Tewas Dalam Serangan di Xinjiang

Map of Xinjiang (in red) in China
Foto: en.wikipedia.org
Map of Xinjiang (in red) in China

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING-- Media pemerintah Cina memberitakan 37 warga sipil dan 59 orang yang dianggap teroris tewas pekan lalu dalam satu serangan di Xinjiang, tempat tinggal minoritas etnik Uighur, Ahad (3/8).

Jumlah seluruh korban itu menjadikan insiden itu paling berdarah sejak kerusuhan yang melibatkan para warga Uighur dan anggota-anggota etnik mayoritas Han Cina menewaskan sekitar 200 orang di ibu kota wilayah Xinjiang, Urumqi tahun 2009.

Polisi menahan 215 "teroris" sementara 13 warga sipil juga cedera dalam serangan Senin di kantor polisi dan kantor pemerintah di daerah Shache atau Yarkand dalam bahasa Uighur, di prefektur Kashgar, kata kantor berita resmi Xinhua.

Itu adalah terbaru dalam serangkaian insiden kekerasan dalam bulan-bulan belakangan ini di Xinjiang dan menyangkut dengan wilayah yang kaya sumber alam itu, di mana kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah Cina menindas kebudayaan dan agama yang menyebabkan mereka meningkatkan aksi kekerasan.

Berita-berita mengenai bentrokan itu muncul Selasa ketika Xinhua melaporkan belasan orang tewas dan cedera akibat perkelahian geng yang menggunakan pisau. Dilxat Raxit, juru bicara Kongres Uighur Dunia (WUC) di pengasingan kemudian mengatakan hampir 100 orang tewas atau cedera.

Dalam laporannya Ahad, Xinhua mengatakan 35 dari para warga sipil yang tewas itu adalah warga Han Cina sementara dua lainnya adalah Uighur.

"Satu geng bersenjatakan pisau dan kampak menyerang satu kantor polisi dan kantor-kantor pemerintah," katanya, dengan sejumlah penyerang kemudian bergerak ke kota lainnya "menyerang para warga sipil dan melemparkan batu ke kendaraan-kendaraan ketika mereka lewat".

"Para anggota geng itu memasang penghadang jalan dan menghentikan kendaraan yang akan lewat sebelum menusuk para penumpang secara semena-mena dan memaksa para warga sipil bergabung dengan mereka dalam serangan teror," katanya mengutip pernyataan polisi.

Para personil polisi telah menyita pisau-pisau dari lokasi itu serta "spanduk-spanduk yang menyerukan perang suci". Kantor berita itu yang mengutip pernyataan pemerintah mengatakan penyelidikan-penyelidikan menunjukkan serangan itu "terorganisasi dan terencana", dan "punya hubungan dengan kelompok garis keras, Gerakan Turkistan Timur Islam (ETIM).

"Cina mengalihkan situasi sesungguhnya mengenai protes warga Uighur," dan menambahan pasukan Cina telah melepaskan tembakan dan Beijing "mengklaim terorisme untuk mengelakkan tanggung jawabnya" kata Dilxat Raxi, juru bicara Kongres Uighur Dunia di pengasingan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement