Senin 04 Aug 2014 07:00 WIB

MUI: Jangan Persempit Jihad dengan Memangku Senjata

Rep: C78/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua MUI Bid Luar Negeri Muhyidin Junaidi (kanan) memberikan ucapan doa saat melepas relawan yang berangkat ke Palestina di Jakarta, Jumat (11/7).L (Republika/ Tahta Aidilla).
Foto: (Republika/ Tahta Aidilla).
Ketua MUI Bid Luar Negeri Muhyidin Junaidi (kanan) memberikan ucapan doa saat melepas relawan yang berangkat ke Palestina di Jakarta, Jumat (11/7).L (Republika/ Tahta Aidilla).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menag Lukman Hakim Saifuddin mengemukakan pendapat bahwa warga Indonesia yang mendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) terancam kehilangan warga negara.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Luar Negeri Muhyidin Junaidi mengatakan, wacana pencopotan kewarganegaraan bagi masyarakat Indonesia yang terbukti masuk ISIS, sebaiknya diserahkan wewenang tersebut kepada pemerintah. Yang jelas, ia menekankan agar memilih memperjuangkan Islam yang memang krusial. 

Menurutnya, tidak harus masyarakat berangkat ke Irak atau Suriah untuk memperjuangkan Islam. Yang terpenting saat ini, lanjut dia, ialah berjuang melawan korupsi, kemiskinan dan perbaikan moral. “Jangan terus mempersempit jihad dengan memangku senjata dan memerangi mereka yang berbeda iman,” katanya kepada Republika Online, Ahad (3/8).

Meski begitu, tetap juga harus peduli terhadap umat Islam yang sedang dilanda perang seperti Palestina. Namun saat ini, cara terbaik yang mesti dilakukan untuk membantu mereka ialah dengan mengirimkan bantuan berupa doa dan menggalang dana kemanusiaan untuk disampaikan pada mereka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement