REPUBLIKA.CO.ID, -- YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, semua operasi serangan ke Gaza akan terus disiapkan oleh militer Israel. Hal ini, menurutnya agar Hamas dapat dipukul mundur secara keseluruhan dari Jalur Gaza dan sebagai harga yang pantas mereka bayar untuk mengganggu ketenangan Israel.
Dilansir the Telegraph, Ahad (3/8), serangan terbaru yang dilakukan Israel adalah kembali di sebuah sekolah yang dikelola oleh PBB. Sekolah yang dikelola oleh PBB terletak di Jalur Gaza selatan, yang mana serangan ini menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai 30 orang lainnya.
Sekolah-sekolah yang dikelola oleh PBB di Jalur Gaza menjadi tempat penampungan para warga sipil selama serangan intensif Israel berlangsung. Rabu lalu, sedikitnya 15 warga Palestina yang mengungsi di sekolah PBB di Jabaliya tewas akibat serangan Israel.
Belum ada komentar dari pihak militer Israel terkait serangan yang kembali mereka luncurkan di sekolah yang menjadi tempat penampungan warga. Hanya dalam waktu kurang dari satu minggu, Israel telahmenggempur dua sekolah yang mana korban dalam serangan tersebut adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.
Israel terus mengintensifkan serangan di Jalur Gaza meski pasukan militer mengatakan telah menghancurkan jaringan terowongan yang digunakan oleh Hamas memasuki wilayah mereka. Netanyahu terus menyerukan gempuran di Jalur Gaza untuk menekan Hamas hingga tidak ada satupun dari mereka yang dapat bertahan hidup di wilayah tersebut.
Pemimpin Fatah yang juga merupakan warga Rafah, Ashraf Goma mengatakan pasukan Israel terus membombardir Kota Gaza, baik dari udara, laut, dan darat. Hingga saat ini, sedikitnya 1700 warga Palestina telah tewas akibat serangan intensif Israel yang berlangsung hampir satu bulan. Bahkan, UNICEF mencatat, 296 korban tewas adalah anak-anak.
Seorang saksi mengatakan, sebagian besar Kota Gaza saat ini telah menjadi reruntuhan akibat serangan yang dilangsungkan Israel tanpa henti. Pertempurab sengit juga terjadi antara pasukan Israel dan Hamas di Rafah pada Sabtu kemarin. Sedikitnya 150 warga Palestina tewas akibat terkena imbas pertempuran itu.