Senin 04 Aug 2014 07:57 WIB

Israel Pernah Sadap Komunikasi Menlu AS

Rep: c70/ Red: M Akbar
US Secretary of State John Kerry speaks on the phone to Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu about the terms of a ceasefire in Gaza, from his hotel suite in Cairo July 25, 2014.
Foto: Reuters/pool
US Secretary of State John Kerry speaks on the phone to Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu about the terms of a ceasefire in Gaza, from his hotel suite in Cairo July 25, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Majalah Jerman Der Spiegel melaporkan, Israel dan satu badan intelijen lainnya pernah mendengarkan komunikasi telepon Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS), John Kerry.

Aksi penyadapan tersebut dilakukan sepanjang tahun lalu. Saat itu, Kerry diketahui sedang menangani negosiasi perdamaian dengan berbagai pemimpin di Timur Tengah.

Majalah itu menjelaskan, kalangan intelijen AS mengatakan, Kerry memang memiliki telepon aman di rumahnya di Georgetown. Namun saat ia dalam perjalanan, terkadang Kerry membuat panggilan telepon menggunakan telepon biasa. Dari sanalah, sejumlah badan-badan intelijen dapat mendengarkan isi percakapan Kerry.

"Sejumlah besar percakapan ini, tertangkap melalui satelit, yang mendengarkan setidaknya ada dua badan intelijen, termasuk Israel," tulis majalah itu seperti dikutip dari Reuters, Ahad (4/8) waktu setempat.

Selain Israel, laporan majalah itu juga menyebut adanya kemungkinan pihak spionase dari Rusia dan China yang diduga menangkap komunikasi Kerry melalui teleponnya itu.

Majalah itu mengatakan, Israel bisa tahu persis apa yang sedang Kerry bicarakan dengan pihak lain. Kerry sebenarnya sadar akan bahaya dari percakapan pribadinya yang disadap oleh pihak lain.

Namun dia tetap berharap, percakapannya itu bisa bermanfaat baginya daripada munculnya kekhawatiran dari para penasihat keamanannya setempat.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Israel dan Departemen Luar Negeri di Washington terkait pemberitaan yang diturunkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement