REPUBLIKA.CO.ID, RAFAH -- Amerika Serikat mengutuk aksi brutal tentara zionis Israel ke gedung sekolah milik PBB di kota Rafah. Negeri Paman Sam menyebut serangan itu sebagai 'penembakan paling memalukan' dan mendesak Israel untuk tidak lagi mengorbankan warga sipil dalam perang melawan militan Hamas.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Jen Psaki, menyerukan penyelidikan dalam serangan terbaru di gedung sekolah PBB tersebut.
"Amerika Serikat terkejut dengan 'penembakan memalukan' di luar sekolah UNRWA di Rafah yang melindungi sekitar 3.000 pengungsi, di mana setidaknya 10 warga sipil Palestina wafat," kata Psaki dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Ynet News, Ahad (3/8).
Sementara itu, sekretaris jenderal (Sekjen) PBB, Ban Ki-moon mengatakan serangan itu merupakan pelanggaran moral terberat dan tindakan pidana. Harus ada seseorang yang bertanggung jawab atas serangan itu.
Koordinator Khusus PBB untuk Timur Tengah, Robert Serry mengatakan, sekolah UNRWA telah menjadi lokasi berlindung 3.000 pengungsi, namun justru menjadi salah satu lokasi yang menyebabkan kematian dan luka-luka.
"Serangan ini bisa ditoleransi jika menyerang sekolah lain. Tapi mereka menyerang sekolah yang dijadikan lokasi berlindung dari pertempuran, sekolah PBB" ujar Serry.
Angkatan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim, teroris Palestina telah menembakkan rudal kepada pasukan Israel dari arah sekolah UNRWA. Tepatnya pada Sabtu (2/8), militan Palestina menembakkan 11 mortir dari sekitar sekolah UNRWA di distrik Zeitoun, Kota Gaza. Militer Israel lantas merespon tembakan tersebut yang berasal dari arah sekolah UNRWA.