Senin 04 Aug 2014 22:39 WIB

APBN Australia Lebih Rugikan Warga Miskin

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Penduduk Australia berpenghasilan rendah akan lebih dirugikan sekitar 844 dolar (Rp 8,5 juta) oleh dampak APBN negara itu dibandingkan kalangan warga berpenghasilan tinggi dan menengah. 

Data yang diperoleh dari Departemen Perbendaharaan Negara melalui UU Kebebasan Informasi menunjukkan, penduduk berpenghasilan menengah akan terdampak sekitar 492 dolar sedangkan penduduk berpenghasilan tinggi sebesar 517 dolar setahun. Namun, Bendahara Negara Australia Joe Hockey mengatakan, informasi ini harus dlihat secara utuh. "Banyak informasi keliru yang beredar," katanya.

"Misalnya, data itu tidak menggambarkan bahwa warga berpenghasilan tinggi justru membayar pajak yang setengah dari dari pendapatan mereka, sedangkan warga berpenghasilan rendah hampir-hampir tidak membayar pajak," kata Hockey, baru-baru ini.

Menteri Hockey menambahkan, data tersebut juga tidak mencakup kalangan pensiunan. "Data itu tidak mencerminkan konsesi yang ditanggung pemerintah seperti diskon pembelian obat-obatan, diskon transporasi, diskon pengasuhan anak yang diterima warga berpenghasilan rendah," katanya.

Data Departemen Perbendaharaan Negara menunjukkan mereka yang berpendapatan di atas 180 ribu dolar per tahun, akan membayar tambahan pajak sebsar 446 dolar per tahun, sementara bagia yang berpenghasilan rendah hanya perlu membayar 2 dolar per tahun.

Jurubicara Oposisi Bidang Perbendaharaan Negara Chris Bowen menuding pemerintah mencoba menyembunyikan data ini.

Ia mengatakan, data ini tidak keliru. "Tentu saja kita harus melihat gambaran APBN ini secara menyeluruh, tapi data yang dirilis ini sangat kuat dan inilah yang ingin disembunyikan pemerintah," katanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement