REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Israel mengumumkan akan melakukan gencatan senjata selama 7 jam, Senin (4/8). Gencatan senjata dilakukan Israel sebagai respon atas kemarahan internasional karena penyerangan yang mereka kembali lakukan di sekolah PBB di Jalur Gaza.
Gencatan senjata sementara kali ini diumumkan secara sepihak oleh Israel. Setelah empat minggu lamanya melakukan serangan intensif di Jalur Gaza, Israel telah menewaskan lebih dari 1800 warga Palestina.
Internasional terus mendesak Israel untuk menahan diri, mengingat korban yang tewas akibat serangan mereka sebagian besar adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.
Pasukan militer Israel mengatakan akan melakukan gencatan senjata untuk kemanusiaan yang dimulai pada hari ini, mulai pukul 10 pagi hingga 5 sore nanti. Gencatan senjata akan dilakukan di seluruh wilayah Jalur Gaza, kecuali wilayah timur Kota Rafah.
Hal ini menurut militer Israel karena di wilayah tersebut, pertempuran antara pasukan mereka dan Hamas masih berlangsung hingga saat ini.
Namun, militer Israel memperingatkan siapapun agar tidak mencoba untuk merusak upaya gencatan senjata dengan menyerang wilayah dan warga mereka. Israel mengatakan setiap serangan saat gencatan senjata yang dilakukan pada mereka akan ditanggapi dan dibalas, seperti yang selama ini dilakukan.
Selain mengumumkan gencatan senjata akan dilakukan, Israel juga mengatakan seluruh penduduk di Abasan al Kabira dan Abasab al Saghira dapat pulang kerumahnya saat gencatan senjata berlangsung. Bahkan, mulai pukul 8 pagi, dua jam sebelum gencatan senjata dimulai para warga Desa di sebelah timur Khan Younis sudah dianjutkan untuk pergi ke rumah mereka.
Gencatan senjata menurut Israel dilakukan agar bantuan kemanusiaan dapat masuk ke wilayah Gaza. Selain itu, hal ini juga memungkinkan banyak warga di Gaza yang dapat melakukan memenuhi kebutuhan masing-masing dengan kembali ke rumah mereka serta suasana yang sementara aman.
Pejabat Gaza mengatakan lebih dari 1,8 juta penduduk telah mengungsi selama serangan intensif berlangsung empat minggu. Sebanyak 3000 rumah penduduk juga tercatat hancur, akibat serangan yang dilakukan Israel, baik melalui udara, laut, maupun darat.