Senin 04 Aug 2014 16:43 WIB

Selandia Baru Usir Duta Besar Israel

Rep: Niken Paramita/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Selandia Baru John Key
Foto: AP PHOTO
Perdana Menteri Selandia Baru John Key

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Duta Besar Israel untuk Selandia Baru, Yosef Livne, merasa tidak senang atas panggilan dari Partai Hijau (Green Party) yang memintanya keluar selama perang di Gaza berlangsung.

Menanggapi hal ini Yosef Livne segera bertandang ke parlemen setempat.  “Saya tidak berpikir ini adalah cara yang ramah,” ujar Livne yang dilansir 3news, Senin (4/8).

Upaya pengusiran ini diambil anggota partai atas meningkatkan kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Konflik yang menewaskan lebih dari 1.800 warga Palestina, 67 warga Israel dan 64 tentara.

“Ini bukan cara yang bersahabat menargetkan dan meledakkan sekolah PBB dengan warga sipil di dalamnya,” kata Wakil Pimpinan Partai Hijau Russel Norman.

Partai Hijau dan Partai Buruh di Selandia Baru menilai respon Perdana Menteri Selandia Baru John Key lemah. Partai Buruh mengungkapkan pengusiran duta besar disimpan sebagai pilihan atas pelanggaran hukum internasional yang dilakukan Israel. Memutus hubungan diplomatik adalah langkah besarnya dan belum ada negara lain yang melakukan hal yang sama.

Namun Livne menolak atas tuduhan kejahatan perang tersebut. “Saya tidak ragu jika orang yang tidak bersalah tewas. Mereka tidak dibunuh dalam kejahatan, mereka tidak dibunuh karena sesorang yang mencoba membunuh mereka. Kami tidak dalam bisnis membunuh orang yang tidak bersalah, kami dalam bisnis melindungan masyarakat kami,” ujar Livne.

Meski begitu, Key mengatakan pihaknya terkejut atas kejadian ini. Menurutnya ini akan menjadi langkah yang salah.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement