Selasa 05 Aug 2014 07:50 WIB

Hari Ini Gencatan Senjata Dimulai, Israel dan Hamas Bakal Berdamai?

Rep: C62/ Red: M Akbar
Bendera Israel-Palestina
Bendera Israel-Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pemerintah Israel telah menerima proposal gencatan senjata yang disodorkan Mesir. Proposal itu dimaksudkan untuk menghentikan perang terhadap pejuang Hamas yang sudah berlangsug selama satu bulan di Jalur Gaza.

"Ini merupakan sinyal mengakhiri babak paling berdarah dari pertempuran antara musuh bebuyutan yang akhirnya mendekat," kata pejabat senior Israel seperti yang dikutip situs berita japantimes, Selasa (5/8).

Pejabat itu mengatakan 72 jam awal gencatan senjata akan dimulai pukul 8 pagi Selasa. Ia mengatakan delegasi Israel akan menuju ke Mesir untuk bekerja di luar gencatan senjata jangka panjang selama tiga hari ke depan.

Sebuah delegasi pejabat Palestina telah melakukan negosiasi dengan Mesir dalam beberapa hari terakhir, dan perwakilan mengatakan mereka telah menerima proposal juga. Tidak ada komentar dari Hamas, tapi delegasi termasuk anggota Hamas.

"Sudah jelas sekarang bahwa kepentingan semua pihak adalah memiliki gencatan senjata," kata Bassam Salhi, anggota delegasi Palestina. "Ini akan menjadi negosiasi alot karena Israel memiliki tuntutan juga."

Perang pecah pada tanggal 8 Juli ketika Israel meluncurkan kampanye udara dalam menanggapi serangan roket berat dari yang dikuasai Hamas Gaza.

Israel memperluas operasi dengan mengirimkan pasukan darat pada 17 Juli dalam apa yang digambarkan sebagai sebuah misi untuk menghancurkan jaringan terowongan yang digunakan oleh militan Hamas untuk melakukan serangan.

Tentara Israel mengatakan sangat mudah untuk menghancurkan terakhir Palestina dari terowongan.

Beberapa gencatan senjata sebelumnya telah runtuh, termasuk rencana yang sama untuk 72 jam gencatan senjata yang rusak Jumat lalu dalam pertempuran berat. Kedua belah pihak saling menyalahkan.

Pejabat Israel mengatakan pihaknya akan mengawasi negosiasi "dengan sejumlah skeptisisme" mengingat kegagalan sebelumnya.

Dia berbicara dengan syarat anonim menunggu pengumuman resmi oleh pemerintah Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement