REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK– Bentrokan antara separatis dan pasukan pemerintah di Ukraina terus memburuk. Penyidik jatuhnya pesawat MH17 merasa frustasi untuk menemukan mayat dan harta benda korban di lokasi kejadian.
Tim gabungan dari Australia, Belanda, dan Malaysia tertunda Senin (4/8) dan akses mereka ke lokasi kejadian sangat terbatas. Ini dikarenakan adanya peningkatan tembakan dan bom di daerah sekitarnya. Sisa-sisa mayat dan barang korban ditemukan tiga hari sebelumnya di tempat kejadian. Namun, Polisi Federal Australia tidak menemukan lagi pada hari keempat.
Utusan khusus Australia, Angus Houston meyakini bahwa semua tembakan mengarah jauh dari rombongan ke arah barat. Meskipun begitu, suara pertempuran cukup dekat dengan tim investigasi. Dia mengatakan situasi di lapangan terus-menerus dipantau, namun para penyidik tidak akan menghentikan misinya.
“Kami akan tinggal di sini selama diperlukan, sejauh situasi konflik memungkinkan,” kata dia kepada radio ABC, Selasa (5/8). “Jika ada keraguan kita berhenti, seperti yang kita lakukan hari ini.”
Hari ini sudah lebih dari dua pekan sejak pesawat jet Malaysia Airlines ditembak jauh di Ukraina Timur. Sebanyak 298 orang penumpang tewas. Saat ini organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa telah mengupayakan jaminan dari kedua belah pihak yang berkonflik agar tim investigasi bisa aman melakukan perjalanan ke lokasi kejadian.