Rabu 06 Aug 2014 06:10 WIB

Benarkah Abubakar al Baghdadi Keturunan Rasulullah?

REPUBLIKA.CO.ID, Jumat menjadi hari perdana bagi lelaki itu muncul ke dunia. Setelah bertahun-tahun hadir sebagai mitos, Abubakar Albaghdadi mengirim pesannya lewat khotbah Jumat di sebuah masjid di Mosul, Irak, tertanggal 6 Ramadhan 1435 Hijriyah.

Dia berpakaian serba hitam. Dengan jubah dan serban khas timur tengah, lelaki itu berkata-kata. "Maka mereka (mujahidin) bersegera untuk mendeklarasikan khilafah dan mengangkat imam. Dan ini adalah wajib atas kaum muslimin. Kewajiban yang telah hilang beberapa abad dan tidak tegak dimuka bumi. Dan kebanyakan muslimin tidak mengerti akan ini. Maka kaum muslimin berdosa telah menyia-nyiakannya".

Albaghdadi merupakan misteri yang mendadak tenar di Timur Tengah. Dengan sumber daya miliaran dolar AS, dia mendirikan organisasi radikal bernama Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang belakangan berganti nama menjadi Negara Islam (IS) Dia pun mengumpulkan ekstremis dari belahan dunia timur dan barat untuk menjadi warga negara organisasi yang dipimpinnya. 

Ebrahim Awad Ebrahim Ali Al Badri Al Samarra’i, nama asli Al Baghdadi, kerap mengklaim diri sebagai kalifah penerus Rasulullah Saw. Tak cukup dengan itu, dia pun mengaku memiliki darah keturunan Nabi Muhammad yang berasal dari Bani Hasyim.

Dikutip dari The Gulf News, Al Baghdadi pun menambahkan namanya menjadi Al Hussaini Al Quraishi untuk meyakinkan kepada umat Islam jika memang dia adalah keturunan Nabi - Nama Husain diambil dari nama cucu Nabi dari putrinya Siti Fatimah. Tak hanya itu, dia pun menyematkan gelar Amirul Mukminin di depan namanya.

Al Baghdadi lahir pada 1972 di Samarra, Irak, dengan nama Awwad Ibrahim Ali al-Badri al-Samarrai. Al Baghdadi dicitrakan sebagai pria yang lahir dari keluarga religius. Ayah dan pamannya disebut sebagai da'i sekaligus profesor ahli bahasa Arab dan logika.

Sedangkan, Al Baghdadi disebut kuliah di Universitas Islam Baghdad. Dia pun memperoleh gelar doktor disana. Dia pun dikatakan menguasai ilmu agama dan fikih selama belajar Universitas Baghdad. Selama invasi AS ke Irak, dia bekerja sebagai dai.

Meski demikian, The Washington Post, mengutip para analis, mengungkapkan, jika latar belakang yang saat ini diketahui dari Al Baghdadi bersumber dari keterangan yang tidak jelas.

"Misteri mengelilingi Abu Bakar al Baghdadi di kepribadiannya, pergerakannya, para saudaranya, keluarganya, kemudiam kepada mereka yang dekat dengannya - Ini semua dilakukan sebagai introspeksi terhadap pemimpin terdahulu yang terbunuh usai pergerakan mereka dapat dideteksi,"kutip Mushreeq Abbas di al Monitor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement