Rabu 06 Aug 2014 17:12 WIB

Kali Pertama, Gencatan Senjata Terlama Terjadi di Gaza

Rep: c66/ Red: Esthi Maharani
Serdadu di atas kendaraan lapis baja berjaga-jaga di dekat perbatasan Gaza usai gencatan senjata.
Foto: Reuters/Ronen Zvulun
Serdadu di atas kendaraan lapis baja berjaga-jaga di dekat perbatasan Gaza usai gencatan senjata.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Gencatan senjata antara Israel dan Hamas selama 72 jam memasuki hari kedua, Rabu (6/8). Gencatan senjata yang berlangsung hingga saat ini disebut sebagai yang terlama dilaksanakan oleh kedua belah pihak.

Di hari kedua gencatan senjata ini, para delegasi baik dari Palestina maupun Israel juga masih melakukan perundingan di Kairo, Mesir. Perundingan yang dilakukan, diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan gencatan senjata secara permanen.

Menteri Luar Negeri Palestina, Riyal Al-Maliki berharap gencatan senjata yang disepakati selama 72 jam dapat berlaku seterusnya melalui pembicaraan yang ditengahi oleh Mesir. Pembicaraan tersebut juga akan diikuti oleh Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry menyerukan gencatan senjata berkelanjutan harus dilakukan. Namun, ia menekankan beberapa hal penting terkait pencapaian gencatan senjata permanen yang harus diperhatikan.

"Bagaimana kedua pihak dapat berdamai tanpa memusnahkan senjata-senjata yang dimiliki pasukan Gaza? Bagaimana kita dapat bergerak ke arah yang lebih baik guna menciptakan masa depan yang berbeda?," ujar Kerry pada //BBC//, Selasa (5/8).

Banyak pihak terus menekan agar Israel menghentikan serangan di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 2000 warga Palestina. Korban kebanyakan adalah wanita dan anak-anak.

Delegasi Palestina bersikeras, gencatan senjata permanen dapat dilakukan asalkan Israel memenuhi tuntutan mereka, yaitu mengakhiri blokade di Jalur Gaza. Selain itu, Palestina juga meminta agar perbatasan Israel di sekitar Jalur Gaza dibuka.

Sementara itu, Israel menuntut seluruh pasukan Hamas di Jalur Gaza untuk melakukan pelucutan senjata.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement