REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Media pemerintah Cina menahan seorang mahasiswa pascasarjana karena menjual material intelijen kepada asing, Rabu (6/8),
Pria dengan nama keluarga Chang itu berasal dari kota Harbin. Dia mengambil jurusan kedirgantaraan. Xinhua melaporkan pria tersebut ditahan Selasa.
Dia mengumpulkan lebih dari 60 material intelijen dan menjualnya ke luar negeri sebanyak 54 kali selama dua tahun. Dia mendapat bayaran lebih dari 200 ribu yuan dari seseorang yang mengontaknya secara online.
"Kasus ini mencerminkan kelompok intelijen rahasia asing telah mencapai hingga ke mahasiswa melalui Internet," kata Xinhua, dikutip dari Reuters.
Penahanan itu berselang satu hari setelah pemerintah menangkap pasangan Kanada atas dugaan pencurian informasi militer dan intelijen dan mengancam keamanan nasional. Belum diketahui kaitan antara kedua kasus.
Chang diduga diberi uang untuk bepergian ke luar negeri dan ke pulau Hainan dimana dia mengambil gambar militer yang sensitif dan mengirimnya ke luar negeri. Menurut laporan, Chang mengetahui risiko perbuatannya, namun dia tergiur dengan jumlah uang yang ditawarkan.
Perbuatan Chang ini merupakan ancaman serius bagi keamanan nasional Cina. Dia dilaporkan menyesali perbuatannya.
Dalam beberapa kasus, pencurian rahasia negara bisa dikenai hukuman seumur hidup atau hukuman mati.