REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Lebih dari setengah juta orang di Gaza telah mengungsi selama serangan intensif Israel berlangsung. Serangan selama satu bulan lamanya, telah mengakibatkan banyak warga yang harus kehilangan tempat tinggalnya.
Selama gencatan senjata 72 jam yang berlangsung saat ini, banyak warga Gaza yang memanfaatkannya untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Namun, tidak sedikit dari mereka yang harus kecewa saat mendapati rumah mereka tidak lagi layak huni karena rusak besar. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang sangat kecewa karena mendapati rumah mereka telah menjadi puing-puing.
Seorang warga di Beit Lahiya, Zuhair Hjaila (33) mengungkapkan, ia harus menelan rasa sedih yang sangat mendalam karena melihat rumah serta toko yang dimilikinya telah hancur. Sambil duduk di atas puing-puing reruntuhan bangunan, Zuhair meratapi bangunan rumah dan tokonya yang hampir tidak tersisa.
"Saya tidak pernah berpikir, saya akan kembali dan mendapati rumah dan lingkungan saya seperti terkena gempa bumi yang sangat dahsyat," ujar Zuhair, dilansir Arab News, Selasa (5/8).
Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan Palestina mengkonfirmasi jumlah warga Palestina yang menjadi korban tewas adalah sebanyak 1875 dan 9567 lainnya terluka. Dari sekitar 2878 korban terluka adalah anak-anak.
Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al Maliki mengatakan bukti nyata Israel melakukan kejahatan perang telah diajukan ke Pengadilan Pidana Internasional (ICC). Maliki meminta ICC agar sesegera mungkin melakukan penyelidikan, terkait kejahatan perang yang telah Israel lakukan. hal ini diharapkan dapat membuat Israel dituntut, atas perbuatan yang telah mereka lakukan selama pertempuran berlangsung.
"Segala sesuatu yang telah terjadi dalam 28 hari terakhir merupakan bukti nyata kejahatan perang telah dilakukan oleh Israel, juga mencakup kejahatan terhadap kemanusiaan, ujar Maliki, Selasa (5/8).