REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Filipina mengatakan pihaknya meminta jaringan bantuan kemanusiaan Masyarakat Bulan Sabit Merah Libya untuk memberikan keamanan bagi lebih dari 2.000 pengungsi Filipina yang akan diungsikan dari Libya yang dilanda pertikaian.
Sejak 5 Agustus, Departemen Luar Negeri Filipina mengatakan, 436 warganya telah terdaftar untuk evakuasi melalui laut di Benghazi dan sekitarnya, serta 602 dari Misrata dan daerah sekitarnya.
Juru bicara Deplu Charles Jose mengatakan kepada pers bahwa 599 warganya di ibu kota Tripoli akan dievakuasi, tetapi mereka yang terdaftar akan dipindahkan melalui darat sejak perbatasan dengan Tunisia sudah kembali dibuka.
Jose mengatakan, 400 pekerja Filipina dari Hyundai diharapkan untuk meninggalkan Libya dalam sepekan. Repatriasi mereka akan ditanggung oleh majikan mereka.
"Untuk memastikan bahwa perjalanan tersebut akan menjadi perjalanan yang aman, Bulan Sabit Merah akan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, termasuk para milisi lokal untuk keamanan perjalanan pekerja Filipina di luar negeri ke pelabuhan Benghazi dan Misrata," kata Jose, Rabu (6/8).
Sedikitnya 1.000 warga Filipina telah kembali ke negaranya setelah Manila menyerukan evakuasi darurat pada Juli karena ketiadaan kepastian hukum yang berlaku dan kekerasan di Libya.
Jose mengatakan pemerintah Filipina juga meminta bantuan Bulan Sabit Merah Libya untuk memperoleh pelabuhan, bea cukai dan izin imigrasi bagi warga Filipina, dan dalam menyediakan transportasi bagi pengungsi serta akomodasi di Benghazi dan sekitarnya yang berlanjut ke pelabuhan.