REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir berencana membangun Terusan Suez yang baru berdampingan dengan kanal yang lama.
Proyek yang akan dijalankan oleh militer ini merupakan langkah baru yang dilakukan Presiden Abdel Fattah El-Sissi untuk menstimulasi ekonomi Mesir dan melanjutkan program besar nasional yang dimulai oleh pendahulunya Gamal Abdel Nasser.
Terusan Suez menyumbang lima miliar dolar AS pertahun bagi Mesir. Pejabat Otoritas Terusan Suez mengatakan kanal yang baru diperkirakan mampu mendongkrak pendapatan tahunan hingga 13,5 miliar dolar AS pada 2023.
Proyek baru itu akan memperluas pelabuhan dan fasilitas pengiriman di sekitar kanal sehingga tujuan menjadikan Mesir sebagai pusat perdagangan besar dunia tercapai.
"Proyek raksasa tersebut akan paralel dengan terusan yang sudah ada dengan panjang keseluruhan 72 kilometer," ujar kepala Otoritas Terusan Suez Mohab Mamish dalam konferensi pers di Ismailia, Rabu (6/8), sebagaimana dikutip Reuters.
Dia mengatakan proyek pembangunan kanal baru akan menghabiskan dana sekitar empat miliar dolar AS dan akan rampung dalam lima tahun. Namun, Sisi berambisi proyek ini bisa selesai dalam satu tahun.
Pembangunan kanal yang baru bisa memangkas perjalanan antara Eropa dan Asia hingga bulanan. El-Sisi mengatakan pasukan keamanan bertanggung jawab atas proyek baru itu demi keamanan. Hingga 20 firma Mesir terlibat, dan akan bekerja di bawah pengawasan militer.
Mesir telah bertahun-tahun berencana mengembangkan lahan 76 ribu kilometer persegi di sekitar kanal sebagai pusat industri internasional dan logistik untuk menarik lebih banyak kapal dan menambah penghasilan.
Kepala proyek Mamish mengatakan proyek tersebut akan melibatkan 35 kilometer "penggalian kering" dan sepanjang 37 kilometer merupakan "pelebaran dan pendalaman".