Kamis 07 Aug 2014 14:02 WIB

PBB: 419 Anak Palestina Meninggal Akibat Serangan Israel

Anak Gaza berusia sembilan tahun, Hanen Al Bakri, menerima perawatan di Rumah Sakit Al Shifa, Gaza, Palestina.
Foto: EPA/Mohammed Saber
Anak Gaza berusia sembilan tahun, Hanen Al Bakri, menerima perawatan di Rumah Sakit Al Shifa, Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Semua yang bisa diingat oleh Yasmin Al-Bakri, anak perempuan yang berusia 11 tahun, ialah ibunya sedang memanggang roti.

Lalu ia terbangun di ranjang satu rumah sakit di Kota Gaza--kedua kaki dan lengan kanannya dibalut dan ia menderita luka bakar parah serta tulang patah setelah rumahnya jadi korban serangan udara Israel. Ia juga mengetahui bahwa ia telah kehilangan semua anggota keluarganya.

Yasmin selamat, tapi jumlah yang dikeluarkan organisasi PBB, Unicef pada Rabu (6/8) memperlihatkan 419 anak Palestina telah menemui ajal. Lima tahun lalu, sebanyak 350 anak meninggal akibat serangan darat tiga-pekan Israel ke daerah kantung tersebut.

Sedikitnya enam anak Israel dilaporkan cedera akibat roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza dalam satu bulan belakangan, demikian jumlah awal yang disiarkan UNICEF.

Yasmin mengatakan ia diberitahu ibunya, adik perempuannya yang berusia enam tahun, dan adik lelakinya, yang berumur tiga bulan, tewas bersama pamannya dan sepupunya ketika satu rudal Israel menghantam rumah mereka dua hari sebelumnya.

Sejak itu, Jalur Gaza telah tenang, saat Paleatina dan Israel melaksanakan gencatan senjata 72-jam, yang diharapkan akan mengarah ke gencatan senjata yang lebih lama setelah perang yang telah memporak-porandakan daerah kantung yang berpenduduk padat tersebut.

"Saya sedang membantu ibu saya, saat ia memanggang roti. Lalu saya tidak tahu apa yang terjadi. Ketika saya terbangun di rumah sakit mereka memberitahu saya apa yang terjadi," kata Yasmin kepada Reuters pada Kamis (7/8) pagi.

Saat itu, ia disiapkan untuk menjalani operasi tulangnya lengannya yang patah. "Ibu saya meninggal, adik perempuan saya--yang mestinya mulai sekolah di kelas satu, adik lelaki saya yang masih bayi. Paman saya juga gugur dan sepupu saya juga," kata Yasmin dengan suara perlahan saat ia berjuang menarik nafas.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement