REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyalahkan pejuang Hamas yang menyebabkan banyaknya jatuh korban jiwa di Jalur Gaza, akibat dari pertempuran ini.
"Ketika Hamas menolak gencatan senjata yang diprakarsai oleh Mesir, sekitar 180 orang tewas. Hal itu berarti sekitar 90 persen dari korban jiwa, terjadi setelah adanya penolakan." kata Netanyahu dalam sebuah konferensi pers di Yerusalem, seperti dilaporkan Anadolu Agency, Rabu (6/8).
Sejak Selasa pagi (5/8) waktu setempat, gencatan senjata selama 72 jam telah diberlakukan. Zionis Israel pun menarik pasukannya dari Jalur Gaza.
Saat ini delegasi faksi-faksi Palestina dan Israel tengah dalam pertemuan terpisah di Kairo, guna membahas gencatan senjata permanen atau jangka panjang. Dimana pejabat Mesir menjadi penengah diantara keduanya, selain itu Amerika Serikat juga mengirimkan delegasinya untuk ikut serta membahas gencatan senjata permanen tersebut.
Sejauh ini sejak kekejian Israel dimulai pada 8 Juli lalu, setidaknya lebih dari 1.880 warga Palestina meninggal dunia dan lebih dari 9.500 lainnya terluka, termasuk anak-anak, wanita, dan kaum manula. Di sisi lain, militer Israel mengklaim hanya 64 tentaranya tewas dan sekitar 651 lainnya terluka oleh perlawanan pejuang Palestina di Gaza.