REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Hamas mengatakan belum ada kesepakatan untuk melakukan perpanjangan gencatan senjata dengan Israel, Kamis (7/8). Hal ini dikatakan menyusul gencatan senjata selama 72 jam akan berakhir pada Jumat (8/8) pukul 08.00 waktu setempat.
Mesir, sebagai pihak yang menengahi gencatan senjata antara Hamas dan Israel saat ini sedang berupaya secepat mungkin agar hal tersebut diperpanjang. Amerika Serikat (AS) juga menekankan agar gencatan senjata jangka panjang dilakukan demi masa depan warga Gaza.
Menurut Hamas, berita mengenai perpanjangan gencatan senjata yang beredar saat ini tidak berdasar. Hamas dan Israel dilaporkan terus bertentangan dalam pembahasan mengenai syarat untuk melakukan gencatan senjata hingga pertemuan di Kairo hari ini.
Seorang pejabat Israel yang enggan disebut namanya mengatakan pada AFP, tidak ada masalah untuk memperpanjang gencatan senjata yang timbul dari pihak mereka. Bahkan, perpanjangan gencatan senjata disebut dapat dilakukan tanpa syarat.
Sebanyak 1.885 orang telah tewas akibat serangan intensif yang dilakukan hampir sebulan sejak 8 Juli lalu. Korban yang tewas kebanyakan adalah warga sipil.
Termasuk di antaranya 430 anak dan 79 orang tua. Hampir setengah juta penduduk Gaza juga harus kehilangan rumahnya, akibat serangan yang membuat tempat tinggal mereka hancur mau pun rusak berat.