REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengevakuasi 122 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Libya menyusul situasi keamanan dan eskalasi pertempuran antarkelompok milisia di negara itu.
Kemenlu, dalam siaran pers yang diterima Jumat (8/8), menyebutkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tripoli dan KBRI Tunis telah mengevakuasi WNI di Libya sejak 29 Juli dengan jalur darat melalui perbatasan Ras Jedir menuju Tunis. Evakuasi 122 WNI itu dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap pertama pada 29 Juli diikuti 34 orang, tahap kedua pada 1 Agustus diikuti 51 orang, dan tahap ketiga pada 3 Agustus diikuti 37 orang.
Kemenlu menlansir evakuasi tahap kedua sempat mengalami gangguan keamanan menyusul ratusan warga negara Mesir berusaha masuk wilayah Tunisia dan membuat kerusuhan. Namun, para WNI yang dievakuasi telah mendapat pengamanan dari KBRI Tripoli dan KBRI Tunis. Sementara pada evakuasi tahap ketiga, Duta Besar RI Tripoli, Raudin Anwar ikut mendampingi proses evakuasi yang bekerjasama aparat Imigrasi Libya dan Imigrasi Tunisia.
Dari 122 WNI yang dievakuasi, sebanyak 66 WNI telah kembali ke Indonesia. Sedangkan WNI lainnya masih berada di shelter KBRI Tunis dan segera diberangkatkan untuk kembali ke Indonesia. "KBRI Tripoli akan terus memonitor dan menghubungi WNI yang masih berada di Libya dan menghimbau agar segera meninggalkan Libya," sebut rilis Kemenlu.
KBRI Tripoli juga menyertakan sejumlah kontak telepon bagi WNI yang akan mengikuti proses evakuasi berikutnya. Kontak telepon itu Untung Istiawan (+218 923049051), Zakaria El Barouni (+218 919316294), Prasetyo Aryan (+216 22798347), dan Ali Asar (+216 22798238).