REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel masih belum menanggapi penawaran gencatan senjata yang diajukan Hamas, Kamis (7/8) malam. Selain tidak menjawab tawaran Hamas, Israel juga mengancam akan kembali melakukan serangan jika kesepakatan itu tidak tercapai.
Gencatan senjata yang diajukan oleh Hamas muncul, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mendukung dipenuhinya permintaan agar blokade atas Gaza diakhiri. Obama mengatakan Gaza tidak dapat diisolasi selamanya dari dunia luar. Namun, Israel tetap tidak menerima syarat yang diajukan oleh Hamas tersebut.
Delegasi Palestina yang melakukan perundingan di Mesir, pada Kamis pukul 10.30 malam waktu setempat bertemu dengan menteri intelegensi negara tersebut. Pertemuan ini diadakan, guna menyampaikan tanggapan Israel terhadap permintaan Hamas yang menjadi syarat gencatan senjata.
Sementara itu delegasi Israel telah bertemu dengan Perdana Menteri negara mereka Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Moshe Ya'alon. Seorang sumber mengatakan ada kemungkinan gencatan senjata 72 jam yang berakhir pada Jumat pukul 8 pagi hari ini akan diperpanjang.
Ribuan pengunjuk rasa di Jalur Gaza mengatakan mereka mendukung penuh delegasi Palestina di Kairo yang tengah berupaya menegosiasikan gencatan senjata permanen. Namun, mereka juga menuntut bahwa delegasi Palestina harus dapat menjamin hak-hak kehidupan para warga Gaza.
"Kami meminta agar delegasi Palestina di Kairo memastikan tuntutan kami untuk mengakhiri blokade Jalur Gaza terpenuhi dan gencatan senjata permanen akan terjadi," ujar Mushir al-Masri, salah satu anggota Hamas, dilansir Maan News, Kamis (7/8) waktu setempat.