REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Keputusan terbaru Rusia untuk melarang impor dari negara-negara Uni Eropa akan memiliki dampak besar pada sektor pertanian Denmark dan mengurangi ekspor miliaran kroner, kata seorang pejabat pertanian, Kamis (7/8) waktu setempat.
Salah satu bagian penting dari ekspor pertanian Denmark diperkirakan akan dikenakan sanksi perdagangan Rusia, kata CEO Dewan Pertanian dan Pangan Denmark (DAFC) Soren Gade dalam sebuah pernyataan.
''Daftar produk yang akan dikenakan pembatasan perdagangan mewakili nilai ekspor sekitar 3,5 miliar kroner (631 juta dolar AS),'' kata Gade.
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev pada Kamis mengatakanRusia memberlakukan larangan impor makanan dari Uni Eropa dan Amerika Serikat, sebagai pembalasan untuk sanksi Barat terhadap Moskow atas krisis Ukraina.
Rusia adalah pasar terbesar kedua di Eropa untuk makanan dan minuman. Ekspor makanan dan bahan baku ke Rusia mencapai senilai 12,2 miliar euro pada 2013, setelah beberapa tahun tumbuh dua digit.
"Sanksi Rusia jelas serius, dan mereka mempengaruhi hampir semua jenis produk pertanian," kata Gade. "Kami berharap bahwa solusi politik untuk konflik ini akan ditemukan secepatnya pada kepentingan semua pihak yang terlibat," tambahnya.
Pada 2013, ekspor pertanian Denmark ke Rusia mencapai sebesar sekitar 4,3 miliar kroner, angka dari dewan menunjukkan.
Sebelum pembatasan, ekspor daging babi ke Rusia sudah dilarang karena penemuan demam babi Afrika di beberapa negara Uni Eropa. Pada 2013, ekspor daging babi Denmark ke Rusia sebesar 2,1 miliar kroner.
Gade mengatakan bahwa ekspor makanan Denmark sangat diminati di seluruh dunia, dan selama beberapa tahun terakhir sejumlah pasar baru telah dieksplorasi, terutama di Asia.
"Namun, dalam jangka pendek ada risiko bahwa harga pasar dunia pada produk yang dibatasi akan terpengaruh," tambahnya, demikian laporan Xinhua.