Sabtu 09 Aug 2014 15:47 WIB

WHO dan Nigeria Nyatakan Status Darurat Ebola

Rep: c66/ Red: Mansyur Faqih
Petugas Bandara Murtala Muhammed International Airport di Lagos, Nigeria memeriksa penumpang yang baru tiba sebagai tindakan antisipasi atas wabah ebola yang semakin memburuk, Rabu (6/8)
Foto: ap
Petugas Bandara Murtala Muhammed International Airport di Lagos, Nigeria memeriksa penumpang yang baru tiba sebagai tindakan antisipasi atas wabah ebola yang semakin memburuk, Rabu (6/8)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Wabah ebola yang kian memburuk di Afrika Barat membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasang status darurat kesehatan internasional, Jumat (8/8). 

WHO meminta agar masyarakat internasional mewaspadai penyebaran virus ebola yang tercatat menewaskan hampir seribu orang di Afrika Barat.

WHO menyatakan saat ini kasus ebola tercatat mencapai 1.779 orang. Wabah ebola yang tengah berkembang di Afrika Barat saat itu disebut sebagai yang terburuk di sepanjang sejarah. 

PBB mengatakan masyarakat internasional harus membantu agar wabah ini tidak kian berkembang secara lebih luas. Meski pun tidak seluruh negara yang dapat terjangkit ebola.

"Wabah ebola bergerak lebih cepat dan kita belum mampu untuk mengontrol penyebarannya yang kian ganas. Dengan status darurat kesehatan internasional, saya berharap seluruh pemimpin negara dapat bekerja sama menanggulangi hal ini," ujar Margaret Chan, Direktur Jenderal WHO, dilansir Reuters, Jumat (8/8).

Meski keadaan darurat internasional telah diberlakukan, PBB melarang adanya larangan bekerja sama dengan negara yang terjangkit ebola. Kerja sama yang dimaksud, antara lain terkait perdagangan internasional. 

WHO juga tidak menganjurkan adanya larangan pariwisata internasional ke negara tersebut. Nigeria, sebagai negara terbaru yang terinfeksi ebola di Afrika Barat juga telah memasang status keadaan darurat nasional. 

Sebelumnya, Sierra Leone dan Liberia telah memasang status darurat nasional akibat penyebaran virus yang kian mengganas di wilayah kedua negara. Kasus ebola di Afrika Barat, pertama kali mencuat di Guinea pada Februari lalu. 

Nigeria menjadi negara keempat yang terjangkit virus ebola setelah seorang pria dengan dua kewarganegaraan, Amerika Serikat (AS) dan Liberia datang ke Lagos pada 20 Juli lalu. Pria itu terdeteksi telah terinfeksi virus ebola dan meninggal lima hari setelahnya.

Delapan orang yang melakukan kontak dengan pria tersebut selama di Nigeria juga dilaporkan terinfeksi ebola. Satu di antara delapan orang tersebut diketahui adalah seorang suster yang merawat pria itu.

Presiden Nigeria Goodluck Jonatahan mengatakan, dana sebesar lebih dari 11 milliar AS akan digunakan untuk membantu penanggulangan virus ebola yang kian mengkawatirkan. Ia juga meminta agar seluruh warga melaporkan diri pada pusat kesehatan terdekat jika mengalami gejala terinfeksi virus ebola. 

Jonathan pun berharap warga tidak panik dan menyebarkan informasi palsu terkait virus ebola. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement