Ahad 10 Aug 2014 23:45 WIB

Erdogan Siapkan Pidato Kemenangan di Markas AKP

Rep: c92/ Red: Fernan Rahadi
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: Reuters
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Poling pemilihan presiden di Turki telah ditutup hari ini pukul 17.00 waktu setempat. Dalam pemilihan umum kali ini, Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan diprediksi kuat menjadi presiden Turki mendatang. Erdogan dikabarkan akan menuju Ankara untuk mempersiapkan pidato kemenangannya dari balkon markas partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).

“Pemilihan presiden memiliki kepentingan sangat besar dalam sejarah politik Turki karena seperti kita tahu, ini adalah pertama kalinya. Kami telah berulang kali mengatakan dalam unjuk rasa. Rakyat akan memilih presiden sendiri untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, sangat sangat penting: bukan tidak langsung tapi langsung,” kata Perdana Menteri setelah pemungutan suara di Istanbul.

 Erdogan telah memerintah Turki sejak 2003. Ia telah mengubah negara itu dengan berbagai proyek modernisasi. Namun, ia juga menghadapi tuduhan Islamisasi bertahap dan erosi terhadap hak-hak sipil. Ia banyak menerima tuduhan sebagai pemimpin yang otoriter. Walaupun begitu, tingkat elektabilitas Erdogan tak banyak terpengaruh oleh berbagai tuduhan itu.

Situs 24News merilis, AKP telah bersumpah untuk mengubah konstitusi agar memberikan kekuasaan lebih kepada Presiden. Media ini menyebutkan, artinya Turki akan memiliki sistem presidensial yang mirip dengan Prancis, ketimbang demokrasi parlementer yang popular saat ini.

Lawan-lawannya menuduh Erdogan merusak warisan sekular dari pendiri Turki Mustafa Kemal Ataturk yang meruntuhkan kekaisaran Ottoman. Sementara banyak kaum sekuler Turki sangat membenci Erdogan, ia masih dapat mengandalkan basis pendukung yang besar dari kalangan konservatif kelas menengah di Turki dan kabupaten-kabupaten miskin di Istanbul yang makmur di bawah pemerintahannya.

 “Kami akan menulis sejarah Turki baru pada tanggal 10 Agustus,” kata dia kepada puluhan ribu pendukung yang bersorak di Ankara dalam kampanye terakhirnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement