Selasa 12 Aug 2014 03:11 WIB

Diserang Israel, Warga Palestina Kembali Mengungi

Al Farouk mosque
Foto: AP Photo
Al Farouk mosque

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Ibrahim Mohammaed al-Toum (85 tahun), warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza, tidur beralaskan kasur tipis di satu ruang kelas. Dia telah tiga kali mengungsi dalam enam tahun.

Petani buah jeruk dan lemon itu tinggal di satu rumah di bagian utara Gaza City dan terkena sasaran serangan Israel tiap kali konflik Palestina Israel sejak 2008. Dia tidak tahu mengapa ia mengalami nasib seperti ini.

"Mengapa mereka lakukan ini? Mengapa? Ini tidak adil, tidak adil! saya orang yang cinta damai!" kata dia, duduk di kasur itu di ruang kelas. Ia mengungsi bersama dengan keluarga batihnya.

Dia tak akan menyalahkan penguasa Palestina di Jalur Gaza, kawasan yang terletak di pesisir dan berpenduduk 1,8 juta jiwa. Hamas kuasai kawasan itu sejak 2007.

Israel menyatakan Hamas bertanggung jawab sebab menggunakan kawasan penduduk sebagai gudang senjata dan tempat peluncuran roket-roket yang diarahkan ke negara Yahudi itu. Israel pun membalas dengan serangan-serangan darat, udara dan laut.

Tetapi Toum mengatakan terserah kepada kekuatan-kekuatan di luar Gaza untuk melakukan sesuatu mengakhiri konflik tersebut, bukan penguasa di dalam.

"Negara-negara Arab tertidur lelap ketika Israel menyerang," kata dia. "Negara-negara Arab bisa mencarikan solusi, Amerika menekan Israel. Saaya tak ingin lagi perang, mengapa ada perang?"

Mesir sedang menengahi babak baru pembicaraan perdamaian tak langsung antara utusan Palestina dan Israel. Tapi karena kawasan Timur Tengah sedang dilanda krisis dari Libya hingga Irak, perhatian oleh dunia Arab kepada apa yang sedang dihadapi Palestina kurang daripada apa yang biasa terjadi.

Perang di Gaza yang telah berlangsung sebulan mengakibatkan 1.938 orang Palestina dan 67 warga Israel meninggal. Jumlah angka kematian ini lebih tinggi daripada perang-perang di kawasan itu sebelumnya.

Para aktivis hak asasi manusia setempat mengatakan konflik itu menyebabkan 520.000 orang Palestina mengungsi di Jalur Gaza, dan sedikitnya setengah di antara mereka seperti Toum dan keluarganya telah tinggal di tempat pengungsian PBB di sekolah-sekolah.

Setelah gencatan senjata baru ditandatangani Ahad malam, sejumlah keeluarga mulai kembali ke rumah-rumah dari kamp-kamp pengungsian Senin, dengan membawa tas-tas dan kasur yang mereka panggul atau di bawa oleh keledai-keledai.

Toum tak yakin bagaimana ia akan memperbaiki rumahnya lagi. Ketika tentara Israel memperingatkan pihaknya akan membom distriknya bulan lalu, ayah 10 anak itu menyelamatkan diri dari kawasan Tawam di Gaza.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement