Selasa 12 Aug 2014 06:16 WIB

Perjuangan Palestina Merdeka: Intifada, Roket, dan Surat Suara (7-habis)

Rep: Harun Husein/ Red: Erik Purnama Putra
Salah satu korban serangan Israel dirawat di rumah sakit di Jalur Gaza.
Foto: AP Photo
Salah satu korban serangan Israel dirawat di rumah sakit di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, Bila tak ada aral melintang, akhir tahun ini hingga awal tahun depan, Palestina akan menggelar pemilu presiden dan pemilu legislatif. Pemilu ketiga di Tanah Palestina ini akan digelar setelah Fatah dan Hamas berhasil mencapai rekonsiliasi, dan membentuk pemerintahan bersatu.

Namun, baru saja Fatah dan Hamas bergandengan, Israel yang tak menolak pemerintahan bersatu itu, melancarkan operasi militer yang meluluhlantakkan Jalur Gaza, membunuh hampir dua ribu jiwa, dan melukai sekitar 10 ribu orang lainnya. Berikut lika-liku perjuangan Palestina-satu-satunya anggota Konferensi Asia Afrika yang belum merdeka--untuk memerdekakan diri, tiga dekade terakhir:

23 APRIL 2014

Setelah berbagai kesepakatan rekonsiliasi Fatah-Hamas berjalan lambat, sebuah pertemuan kembali digelar untuk mengakselerasinya. Pertemuan kali ini digelar di Gaza City, antara Presiden Mahmud Abbas dan Perdana Menteri Ismail Haniyah, serta tokoh-tokoh lain seperti Mustafa Barghouti dari Inisiatif Nasional Palestina.

Pertemuan ini langsung menegaskan bahwa pemerintahan bersama akan dibentuk lima pekan setelah pertemuan, atau sekitar Mei. Selanjutnya, pemerintahan baru itu akan diisi oleh para teknokrat, dan akan mempersiapkan pemilu presiden dan pemilu legislatif dalam enam bulan.

2 JUNI 2014

Pemerintahan Bersatu Palestina akhirnya berhasil dibentuk. Kabinet baru itu beranggotakan 18 orang, dipimpin oleh Perdana Menteri Rami Hamdallah. Dan, seperti yang disepakati dalam pertemuan Gaza, kabinet baru ini didominasi kalangan teknokrat-independen. Hanya ada satu orang yang berafiliasi kepada Fatah dalam kabinet itu, yaitu Rami Hamdallah, yang juga perdana menteri incumbent dalam pemerintahan Mahmud Abbas. Tapi, banyak yang menilai Rami Hamdallah adalah orang independen. Sementara, tak satu orang pun menteri dari Hamas.

Pemerintahan baru ini pun mendapat sambutan dari dunia internasional. Uni Eropa, PBB, AS, Cina, Rusia, India, dan Turki menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintahan baru ini. Meski demikian, Israel tetap mencibir pemerintahan baru itu. Benyamin Netanyahu menyatakan tidak mengakui pemerintahan bersatu itu karena Hamas merupakan organisasi teroris.

12 JUNI 2014

Tiga remaja Israel diculik di Tepi Barat. Ketiganya adalah Naftali Fraenkel, Gilad Shaer, and Eyal Yifrah. Israel menuduh Hamas sebagai pelakunya, meski tanpa bukti. Hamas pun telah menegaskan bahwa pihaknya bukan pelaku penculikan.

Dengan dalih mencari ketiga remaja itu, Israel kemudian menggelar Operasi Brother Keeper di Tepi Barat, dengan target infrastruktur dan personel Hamas. Operasi itu menewaskan 10 warga Palestina, dan ratusan orang lainnya ditahan, termasuk pemimpin Hamas di Tepi Barat. Kebanyakan orang yang ditahan Israel itu, adalah orang-orang yang dulu dibebaskan oleh Israel dalam pertukaran tahanan Palestina dengan tentara Israel yang diculik Hamas, Gilad Shalit.

30 JUNI 2014

Jasad ketiga remaja tersebut ditemukan di dekat Hebron. Ketiganya tewas karena ditembak. Reporter BBC, Jon Donnison, mengaku diberitahu oleh juru bicara Israel polisi Israel, Micky Rosenfeld, bahwa pelaku penculikan itu adalah sel tunggal yang berafiliasi dengan Hamas, namun tidak beroperasi di bawah komando Hamas. Tapi, ini hanya klaim Israel. Sehari setelah mayat ketiga remaja Israel itu dikuburkan, seorang remaja Palestina juga diculik dan dibunuh.

Beberapa hari berikutnya, tensi kembali memanas, dan roket pun bicara. Israel melancarkan serangan udara.

8 JULI 2014

Israel melancarkan Operasi Perlindungan Tepi (Operation Protective Edge) yang membombardir Jalur Gaza secara brutal. Israel melancarkan operasi itu dengan dalih menghancurkan peluncur roket dan terowongan-terowongan Hamas. Operasi yang semula difokuskan pada serangan udara itu, kemudian dilanjutkan dengan serangan darat Israel pada 17 Juli. Operasi menewaskan sekitar 1.800 nyawa yang kebanyakan adalah warga sipil, wanita, dan anak-anak. Sedangkan, dari pihak Israel puluhan serdadu tewas saat berhadapan dengan para pejuang Hamas.

3 AGUSTUS 2014

Israel mulai menarik pasukannya setelah puas menghancurkan Gaza dan membunuh penduduknya.

5 AGUSTUS 2014

Diberlakukan gencatan senjata 72 jam, dan Israel menarik seluruh pasukannya dari Jalur Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement