Rabu 13 Aug 2014 17:59 WIB

Flu Babi Menyerang Australia, Jumlah Kasus Meningkat

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Kebangkitan virus influenza jenis H1N1, atau flu babi, terdeteksi kembali di Australia. Jumlah kasus influenza  jenis ini bahkan dilaporkan meningkat.

Kelompok Spesialis Influenza (ISG), yang memonitor penyebaran influenza, mengatakan ada lebih dari 21 ribu kasus influenza yang dilaporkan sepanjang tahun ini. Jumlah ini meningkat dari sekitar 15.400 tahun lalu. Hampir tiga perempat dari kasus influenza yang dilaporkan adalah jenis H1N1, seperti yang ditunjukkan oleh WHO, organisasi kesehatan dunia.

Ketua ISG, Dr Alan Hampson mengatakan wabah flu babi baru-baru ini menjadi alasan utama mengapa wabah flu tahun ini begitu parah. "Itu tergantung pada strain virus, kondisi iklim, segala macam hal. Tahun ini kita kembali pada apa yang disebut flu babi, yang pertama-tama dialami pada tahun 2009," kata Dr Hampson, baru-baru ini.

Terbanyak di Queensland, NSW, dan Victoria

Queensland melaporkan jumlah tertinggi kasus flu di negara bagiannya sepanjang tahun ini. Dengan lebih dari 6.800 kasus, atau sekitar 200 lebih banyak dibandingkan negara bagian New South Wales.

Namun Dr Hampson mengatakan musim flu belum mencapai puncaknya di negara bagian Victoria. Puncak musim flu di Victoria diperkirakan akan tercapai dalam beberapa minggu mendatang. "Angka-angka meningkat. New South Wales dan Queensland berada di posisi teratas soal kasus flu. Tapi saya duga puncaknya akan terjadi dalam empat sampai delapan minggu berikutnya di Victoria," katanya.

Sementara itu, pakar penyakit menular dan infeksi dari rumah sakit anak, Royal Children's Hosiptal di  Brisbane mengatakan ibu-ibu muda paling berisiko terjangkit flu. "Anak-anak memiliki tingkat yang lebih tinggi terjangkit influenza dan mereka lebih mungkin menjadi penyebar virus flu. Kita juga tahu banyak ibu-ibu yang tertular flu dari anak-anaknya," ujar Dr Michael Niessen.

Dr Nissen mengatakan masyrakat harus mendapat vaksin flu dan menjaga kebersihan dengan baik. "Australia memiliki 21 ribu kasus flu yang dikonfirmasi. Hal yang mengkhawatirkan adalah lebih dari 8.000 dari mereka yang terjangkit adalah mereka yang berusia relatif muda, antara 20-49 tahun."

Dr Hampson mengatakan menjaga tangan tetap bersih, terutama saat memakai barang-barang umum, seperti troli belanja atau gagang pintu.

Selain itu perlu juga menghindari kerumunan besar agar dapat terhindar dari virus influenza. .

Dr Hampson tidak terlalu menyarankan untuk mengkonsumsi sejumlah obat-obatan yang dikatakan bisa mencegah dan menyembuhkan flu.

"Obat-obatan tersebuh tidak memiliki pengaruh apa-apa bagi tubuh, hanya saja mengurangi gejalanya," ujarnya.

Dr Hampson juga mengatakan tidak terlambat bagi mereka yang ingin mendapat vaksin, meski mungkin tidak efektif kalau dilakukan di Australia pada akhir tahun.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement