REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Ekonomi Singapura secara tidak terduga mengalami pertumbuhan pada kuartal yang berakhir Juni. Hal ini akan mendukung perbaikan ekonomi negara tersebut.
Produk domestik bruto (PDB) tumbuh 0,1 persen pada kuartal kedua tahun ini dibandingkan dengan kuartal pertama. Ekonomi Singapura menguat 2,4 persen pada kuartal kedua. "Sementara ekonomi global pada kuartal pertama tumbuh melambat dari perkiraan, data terbaru menunjukkan aktivitas ekonomi global mulai menggeliat," kata Menteri Perdagangan Singapura Lee Hsien Loong seperti dilansir Bloomberg, Selasa (12/8).
Manufaktur mengalami penurunan 15,2 persen pada kuartal kedua dibandingkan kuartal pertama. Permintaan jasa menguat 4,5 persen. Sementara, konstruksi tumbuh 0,3 persen.
Ekonomi Singapura sampai semester pertama tumbuh 3,5 persen. Pertumbuhan ini dinilai cukup menggembirakan. Loong memproyeksikan pertumbuhan sampai akhir tahun akan berkisar dari 2,5 persen sampai 3,5 persen. Sektor yang berorientasi eksternal seperti perbankan, asuransi dan perdagangan memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi di paruh kedua.
Negara Asia Tenggara yang bergantung pada ekspor dapat mengambil keuntungan dari perbaikan ekonomi global. Perbaikan ekonomi global ini membantu korporasi mengimbangi beban bisnis yang tinggi di tengah rencana pemerintah memperlambat masuknya pekerja asing, meningkatkan produktivitas dan menciptakan industri baru.
Ekonomi di Amerika Serikat mengalami perbaikan, sementara zona Eropa mendapatkan keuntungan dari kebijakan moneter yang akomodatif. "Mengingat adanya pertumbuhan permintaan barang dan jasa, Singapura seharusnya dalam jalur yang tepat untuk mencapai PDB sebesar tiga persen," ujar Song Seng Wun, ekonom CIMB Research di Singapura.
Dolar Singapura menguat 0,1 persen setelah laporan dirilis.