REPUBLIKA.CO.ID, TASMANIA -- Seorang pengacara asal Tasmania, yang kedapatan mencuri lebih dari 30 ribu dolar dari para kliennya, divonis hukuman 2 tahun penjara. Hukuman ini dengan periode tanpa pengajuan pembebasan bersyarat selama 8 bulan.
Menurut Hakim Robert Pearce dari Pengadilan di Launceston, aksi Gregory telah mencederai intetgritas sistem keadilan.
Gregory mengambil uang pembayaran klien, merekayasa arsip kantor dan kemudian menyetor jumlah yang berbeda ke rekening bank pribadinya, menggunakan cek yang ditulis tangan.
Ia membayar kembali 24 ribu dolar yang ia ambil dari harta warisan seseorang yang telah meninggal, menunjukkan kepada keluarga yang ditinggalkan dengan perjanjian pinjaman yang sudah kadaluarsa dan meminta mereka untuk tetap diam.
Tim pengacara Gregory menyebut bahwa ia menderita depresi akut, yang merupakan alasan dibalik segala aksi ‘pencurian’ itu karena ia tak bisa membuat keputusan yang masuk akal.
Namun jaksa Jody Denisoan mengatakan, bukti dari seorang psikiater tak menunjukkan seberapa parah depresi yang dialami Gregory ketika ia melakukan kejahatan itu.
Jaksa Jody mengutarakan, Gregory hanya mengembalikan uang ke satu klien untuk menyelamatkan nama baiknya karena ia takut akan tertangkap.
Izin praktik hukum Gregory, 46 tahun, dicabut pada tahun 2012. Ia sempat mengatakan bahwa dirinya tak ingin memperbarui lagi lisensinya tersebut. Ia baru bisa mengajukan pembebasan bersyarat 8 bulan ke depan.