Selasa 12 Aug 2014 18:56 WIB

Hari-Hari di Gaza (1)

Warga Palestina di Gaza mencari barang-barang yang bisa diselamatkan dari reruntuhan rumahnya yang hancur dibom militer Israel.
Foto: AP Photo/Adel Hana/ca
Warga Palestina di Gaza mencari barang-barang yang bisa diselamatkan dari reruntuhan rumahnya yang hancur dibom militer Israel.

Oleh: Abdillah Onim*

GAZA CITY – Gaza masih berjuang, gencatan senjata sementara hanya berlaku 72 jam, yang dimulai jam satu pagi waktu Gaza, Senin (11/8).

Kata pejuang Palestina di Gaza, jika Israel tidak mengindahkan persyaratan gencatan senjata secara permanen, maka mereka akan terus menghujani Tel Aviv, Ibu Kota Israel, dengan roket.

Persyaratan gencatan senjata permanen yang diajukan oleh pejuang Palestina di Gaza adalah: membangun kembali rumah-rumah warga Gaza yang telah dihancurkan oleh Israel, membangun kembali Gaza International Airport, membangun kembali pelabuhan Gaza, dan menghentikan blokade Israel atas Gaza.

Selain itu, pejuang Palestina juga meminta Israel agar membuka jalur darat dari Gaza ke Masjid al-Aqsa secara bebas, menghentikan penjajahan Israel terhadap Palestina, serta membebaskan seluruh tahanan Palestina yang hingga kini masih mendekam di penjara Israel.

Tanggapan Israel, menyetujui persyaratan yang diajukan oleh pejuang Palestina, asalkan pejuang Palestina melucuti/menyerahkan semua persenjataan kepada pihak Israel, dan menghancurkan semua terowongan di sepanjang perbatasan Gaza dan Israel.

Krisis kepercayaan

Saat ini pemerintah Israel sedang menderita krisi kepercayaan. Rakyat Israel telah turun ke jalan, berdemontrasi. Mereka ingin hidup damai. Rakyat Israel tidak percaya lagi pada pemerintah Israel, karena tak mampu melindungi mereka dari serangan roket Hamas yang menghantam Tel Aviv.

Di lain pihak, pengamat kemiliteran Israel mengimbau kepada pemerintah Israel agar membekali prajuritnya dengan ilmu agama yang benar.

Jika prajurit Israel memiliki ilmu agama, maka mereka tidak akan menghancurkan tempat ibadah bagi umat Islam di Gaza,  tidak akan membunuh anak-anak dan wanita, serta tidak akan menghancurkan rumah sakit di Gaza.

*Kontributor Republika Online di Jalur Gaza, Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement