REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Panel etika medis Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa menyatakan pemberian obat atau vaksin belum teruji bisa diterima sebagai upaya pengobatan atau pencegahan dalam mengatasi wabah penyakit maut Ebola di Afrika Barat.
WHO mengatakan pemberian obat percobaan untuk Ebola membutuhkan "izin yang diinformasikan, kebebasan memilih, kerahasiaan, penghargaan kepada pasien, penjagaan kehormatan serta keterlibatan masyarakat".
Panel tersebut bertemu untuk membicarakan apakah berbagai obat-obatan dan vaksin percobaan yang dikembangkan untuk mengatasi Ebola bisa digunakan, meskipun belum sepenuhnya diuji atau mendapat lisensi.
Pertemuan itu digelar setelah obat eksperimen Ebola bernama ZMapp yang dibuat oleh perusahaan bioteknologi AS Mapp Biopharmaceutical diberikan kepada dua pekerja kesehatan Amerika yang terinfeksi Ebola di Liberia.
Wabah Ebola bisa dicegah dengan menggunakan segala langkah yang tersedia, seperti deteksi dini dan isolasi, pelacakan dan pemantauan kontak, serta kepatuhan terhadap prosedur ketat pengendalian infeksi, kata panel tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Meski demikian, perawatan khusus atau vaksin akan menjadi aset potensial untuk menghadapi virus itu," katanya.