Rabu 13 Aug 2014 00:20 WIB

150 Koruptor Asal Cina Lari ke Amerika Serikat

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Nidia Zuraya
Koruptor (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Koruptor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Lebih dari 150 buronan yang kebanyakan diantaranya merupakan mantan pejabat dan tersangka kasus korupsi di Cina, kini ditengarai sedang berada di Amerika Serikat (AS).

Surat kabar China Daily pada Senin (11/8) melaporkan, AS telah menjadi tujuan pelarian bagi para buronan kriminal asal negeri tirai bambu. Hal tersebut mengutip pernyataan Direktur Jenderal Biro Kerja Sama Internasional Kementerian Keamanan Umum Tiongkok, Liao Jinrong, belum lama ini.

Meskipun kini sebagian besar tersangka kasus korupsi itu diketahui berada di AS, namun upaya untuk membawa para buronan tersebut kembali ke Cina bukanlah perakara mudah. Pasalnya, tidak ada perjanjian ekstradisi antara Cina dan AS. Di samping itu, pemerintah-pemerintah asing lainnya juga menyatakan keengganannya untuk menyerahkan para tersangka asal Cina, dengan dalih para kriminal itu bakal menghadapi hukuman mati jika dipulangkan ke Cina.

“Kami menghadapi kesulitan dalam mendapatkan kembali buronan yang melarikan diri ke AS  karena tidak adanya perjanjian ekstradisi dengan negara itu. Belum lagi prosedur yang rumit dan panjang yang harus dijalani,” ujar Liao seperti dikutip China Daily.

World Bulletin melansir, pemerintah Beijing telah lama bergelut dengan masalah pencucian uang dan pengalihan aset ke luar negeri yang dilakukan sejumlah pejabatnya untuk menghindari penyelidikan. Menurut perkiraan, jumlah pejabat Cina dan anggota keluarga mereka yang memindahkan asetnya  keluar negeri dalam lima tahun terakhir mencapai 1 juta lebih.

Presiden Cina Xi Jinping telah memasukkan perang terhadap korupsi sebagai salah satu agenda pemerintahannya. Ia pun telah berulangkali memperingatkan, tindakan korupsi dapat mengancam kelangsungan hidup Partai Komunis di Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement