Kamis 14 Aug 2014 12:45 WIB

Warga Australia Jadi Pemain Utama Propaganda Media Sosial ISIS

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
ISIS
Foto: Reuters
ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Warga Australia dinilai menjadi pemain utama dalam perang media sosial yang dilancarkan dari Irak dan Suriah. Menurut kepala mata-mata negara itu, warga Australia berperan sebagai pelaku propaganda ekstremis Islam berbahasa Inggris. 

Dilansir dari Channel News Asia, direktur jenderal Badan Intelijen Keamanan Nasional Australia David Irvine mengatakan konflik berdarah yang sangat mengerikan itu menciptakan generasi militan baru yang jumlah dan ruang lingkupnya belum pernah terlihat. 

"Jumlah warga Australia yang juga ikut dalam konflik di Irak dan Suriah, atau mendukung pertempuran para ekstremis di sana, tak pernah terjadi sebelumnya," katanya. 

Menurutnya, hal yang sangat mengkhawatirkan adalah para warga yang berbahasa Inggris itu digunakan oleh kelompok ISIS untuk menyampaikan pesannya ke masyarakat melalui media sosial. "Suriah dan Irak merupakan perang media sosial," katanya. 

Ia menambahkan, penggunaan Twitter dan Facebook membawa konflik tersebut langsung kepada warga Australia dan warga lainnya. Taktik ini belum pernah dilakukan dalam perang lainnya. 

"Para kelompok ekstrem menggunakan media baru ini untuk menyebarkan pesan mereka dan membawa kebiadaban mereka ke Australia serta bertujuan membuat para pemuda Australia menjadi radikal," jelasnya. 

Pernyataan ini disampaikan setelah beredarnya sebuah foto melalui akun Twitter yang menunjukan seorang anak Australia berusia tujuh tahun memegang kepala di Suriah. Foto itu pun tersebar luas melalui akun Twitter ayahnya dan tercetak dalam suratkabar di Australia. 

Ayahnya, Khaled Sharrouf, merupakan warga Australia yang pergi ke Suriah tahun lalu dan kini menjadi anggota ISIS. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement