Kamis 14 Aug 2014 13:23 WIB

Gencatan Senjata di Gaza Diperpanjang Lima Hari

Rep: c64/ Red: Bilal Ramadhan
 Asap mengepul dari bangunan di utara kota Gaza, Jumat (8/8), akibat serangan pertama militer Israel sejak  gencatan senjata selama tiga hari.  (EPA/Mohammed Saber)
Asap mengepul dari bangunan di utara kota Gaza, Jumat (8/8), akibat serangan pertama militer Israel sejak gencatan senjata selama tiga hari. (EPA/Mohammed Saber)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY-- Memasuki pekan ke-lima pertempuran Israel dan Palestina, kini kedua pihak kembali menyetujui perpanjangan gencatan senjata. Reuters, Rabu (13/8) melaporkan, perpanjangan gencatan senjata yang disepakati yaitu selama lima dan diperkirakan akan berakhir pada Senin atau pada 19 Agustus mendatang.

Pasalnya, pembicaraan antara delegasi Palestina dan Zionis Israel belum menemukan titik temu yang disepakati bersama. Zionis menuduh Hamas melanggar gencatan sejatan saat periode gencatan sebelumnya segera berakhir.

Hamas pun membantah tuduhan Israel dan mengatakan pasukan Zionislah yang telah melanggar gencatan senjata dengan meluncurkan serangan udara ke Gaza. Dalam serangan tersebut tidak ada laporan adanya korban yang meninggal dunia maupun yang terluka.

Pemerintah Mesir berhasil memprakarsai perpanjangan gencatan senjata, yang sebelum dikhawatirkan negosiasi tersebut menemui kegagalan.Pasalnya, hingga periode gencatan senjata berakhir negosiasi antara Palestina dan Israel yang ditengahi oleh Mesir belum menemukan hasil yang signifikan.

Perdana Menteri Netanyahu memerintahkan pasukan Israel harus segera merespon cepat, apabila Hamas melakukan pelanggaran gencatan senjata. Sedangkan, pejabat Hamas Izzat Reshiq mengatakan, Hamas tidak melakukan pelanggaran gencatan senjata melainkan Israel yang telah melakukannya, sebagai pelanggaran yang diam-diam.

Kepala negosiasi Palestina di Mesir dari faksi Fatah mengatakan, faksi-faksi Palestina menyetujui perpanjangan gencatan senjata hingga lima hari. Ia berkata, hal tersebut memberikan waktu yang lebih panjang untuk mencapai kesepakatan yang lebih langgeng khususnya dalam mengakhiri blokade Israe terhadap Gaza.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyah mengatakan dalan televisi Al-Aqsha pada Rabu (13/8) waktu setempat, bahwa Hamas tetap bersih keras agar Israel menyetujui akhiri blokade terhadap Gaza. Dan, mengurangi pembatasan gerakan kepada 1,8 juta penduduk di Gaza. "Hal itulah yang menjadi ketenangan permanen," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement