Kamis 14 Aug 2014 19:43 WIB

Di Australia, Urusi Perceraian Antarpetani Lebih Sulit

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Proses perceraian seringkali berjalan sulit dan tak menyenangkan. Akan adi lebih rumit lagi jika kasus perceraian itu menyangkut sebuah lahan pertanian.

Pengacara Fabian Dixon mengatakan, perceraian yang melibatkan lahan pertanian bisa berjalan sulit. (Foto: dokumentasi penulis)
Pengacara senior, Fabian Dixon, dari firma hukum ‘Foleys’ mengatakan, perceraian bisa menjadi sangat rumit dengan sangat cepatnya ketika itu berhubungan dengan lahan pertanian sebagai aset. Tak hanya  itu, kepemilikannya pun seringkali juga rumit dan terkadang tak tercatat secara formal.

“Sebuah lahan pertanian tak harus dijual (jika pasangan bercerai), namun jika pengadilan menimbang adanya unsur keadilan dan kesetaraan bagi suami dan istri, satu-satunya cara agar hak istri dipenuhi yakni mereka tak akan segan untuk memerintahkan penjualan,” ujarnya belum lama ini.

Ia menambahkan, “Namun sebagian besar dari kondisi itu akan bergantung pada durasi pernikahan dan besarnya kontribusi dalam mengurusi lahan tersebut, karena pengadilan menilai seluruh kontribusi, tak hanya kontribusi awal, termasuk kontribusi yang masih berjalan yang diberikan suami dan istri selama pernikahan.”

Fabian menjelaskan, banyak kasus perceraian di antara petani dapat menemui jalan tengah sebelum masuk ke pengadilan. Ia pun mendesak para petani dan pasangannya untuk memperjelas aset dan hutang mereka masing-masing sebelum mengurus perceraian.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement