Jumat 15 Aug 2014 03:29 WIB

Paus Fransiskus Serukan Perdamaian di Semenanjung Korea

Rep: c82/ Red: Chairul Akhmad
Paus Fransiskus (kiri).
Foto: Reuters/ca
Paus Fransiskus (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Paus Fransiskus melakukan kunjungan yang pertama ke Korea Selatan dalam 25 tahun dan yang pertama ke Asia dalam 15 tahun, Kamis (14/8). Sayangnya, kunjungan tersebut dicemari oleh ulah Korea Utara yang menembakkan lima roket ke wilayah perairan Laut Jepang.

Dalam pidato yang membuka kunjungan lima harinya tersebut, Paus ikut menyerukan perdamaian di Semenanjung Korea.

"Diplomasi didasarkan pada keteguhan dan keyakinan yang gigih bahwa perdamaian dapat dimenangkan dengan cara mendengarkan dan berdialog dengan tenang. Bukan dengan saling tuduh, kritik yang sia-sia dan saling menunjukkan kekuatan," kata Paus seperti dilansir Aljazeera.

Dalam pidatonya, Paus hanya menyebut Korea atau Semenanjung Korea dan menghindari penyebutan spesifik Utara ataupun Selatan, yang telah berpisah sejak Perang Korea 1950-1953.

Kepada Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, Paus mengatakan, untuk mencapai perdamaian diperlukan pengampunan dan saling menghormati.

Presiden Park sendiri mengatakan kunjungan Paus tersebut akan membantu membuka era harapan dan reunifikasi. Ia pun berjanji untuk memperluas program kemanusiaan ke Korea Utara.

Park mengatakan, kunjungan Paus merupakan ajang bergengsi dan setidaknya satu juta orang diperkirakan akan berkumpul di Ibukota Seoul pada Sabtu (16/8), untuk menyaksikan upacara keagamaan.

Namun, Park juga menekankan tidak akan ada kemajuan perdamaian yang nyata hingga Pyongyang meninggalkan program senjata nuklirnya.

Dalam kunjungan Paus untuk perdamaian dan rekonsiliasi tersebut, pihak Korea Selatan kabarnya telah mengirimkan undangan bagi umat Katolik di Pyongyang untuk turut hadir. Sayangnya, undangan tersebut ditolak oleh Korea Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement