REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Agresi brutal militer Israel ke Jalur Gaza selama sebulan lebih telah merusak banyak fasilitas publik selain jatuhnya korban jiwa. Pembangkit listrik menjadi salah satu fasilitas yang hancur akibat serangan yang telah menewaskan lebih dari 2.000 warga Gaza itu.
Warga Gaza juga mengalami masalah dengan kelangkaan bahan bakar minyak untuk menghidupkan generator-generator cadangan listrik. Dari laporan relawan PKPU dari Gaza, selain mengakibatkan gelap di rumah-rumah, persoalan ini juga berdampak pada pelayanan umum, terutama kesehatan.
"Yang paling mendesak membutuhkan generator cadangan adalah rumah sakit rumah sakit," kata staf Disaster Risk Management PKPU, Diantika, dalam penjelasan persnya kepada Republika Online, Jumat (15/8).
Ribuan warga Gaza yang terluka akibat serangan Israel, kata Diantika, menyebabkan rumah sakit-rumah sakit selalu dipadati pasien. Rumah sakit pun tidak mampu memberikan pelayanan medis maksimal mengingat tidak berfungsinya pembangkit listrik.
PKPU mencoba mengurangi masalkah ini dengan memberikan bantuan panel listrik tenaga surya bagi As Syifa Hospital untuk meringankan penanganan pasien darurat. Banyak pasien yang memerlukan penanganan darurat dan serius, kata Diantika, yang harus dilayani.
PKPU juga telah bersinergi dengan media, lembaga bisnis, dan pemerintah khususnya kementerian luar negeri untuk memberikan bantuan kepada warga Jalur Gaza.
Juli lalu, bantuan kemanusiaan PKPU sudah diserahkan untuk rakyat Palestina melalui lembaga Al Hayah For Family Development Palestina. Bantuan diberikan langsung Presiden Direktur PKPU Agung Notowiguno dan diterima oleh Hasan Hamadqu, delegasi Al Hayah For Family Development.
Pekan lalu, bantuan kembali diserahkan untuk masyarakat Palestina. Bantuan kali ini ditujukan bagi paramedis, perawat, dan jasa sopir medis yang senantiasa membantu masyarakat sipil Gaza yang menjadi korban agresi Israel.