Jumat 15 Aug 2014 10:05 WIB

700 Wanita Gaza Keguguran akibat Agresi Israel

Seorang ibu dan anaknya di Jalur Gaza.
Foto: REUTERS/Suhaib Salem/ca
Seorang ibu dan anaknya di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- “Mereka membunuh janin saya sebelum saya sendiri melihatnya.” Kata Fatimah Hasan (26) tak bisa melanjutkan kisah pilunya karena menangis tersedu-sedu. Fatimah akhirnya harus keguguran karena ketakutan yang sangat akibat serangan udara brutal 'Israel' ke Jalur Gaza.

Namun, dengan yakin ia mengatakan,“Anakku yang dalam janin pergi menghadap Tuhannya dalam keadaan syahid mengadukan kezhaliman orang yang zhalim dan pembiaran umat terhadap Palestina. Kini ia menjadi menjadi burung surga dan menjadi pemberi syafaat untukku di hari kiamat.”

Juru Bicara Departemen Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, Asyraf Al-Qudra menegaskan, pihak mencatat 700 kasus keguguran selama agresi di seluruh wilayah distrik Jalur Gaza disebabkan oleh ketakutan wanita hamil akibat pemboman dari udara dan penembakan artileri.

''Selain itu juga karena minimnya gizi dan pelayanan mendasar di pusat penampungan ibu hamil,'' kata Asyraf seperti dikutip PIP.

Hal yang sama dialami oleh warga Palestina Maryam Abu Jami (24). Dia adalah wanita lain yang keguguran di hari pertama operasi militer darat di Jalur Gaza yang keguguran di desa Khazaah saat digempur 'Israel'.

''Kami melarikan diri saat tank-tank 'Israel' menggempur. Saya jatuh ke tanah dan merasakan sakit bukan kepalang sampai ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, dokter mengabarkan janinku sudah mati,'' kisah Maryam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement