REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang anggota pejabat Hamas mengatakan, kegagalan mencapai gencatan senjata permanen adalah kesalahan Israel,
"Kita bisa menandatangani kesepakaran gencatan senjata pada Selasa lalu, jika bukan karena manipulasi Israel," ujar Khalil Al-Haya, tokoh Hamas dan anggota delegasi Palestina yang terlibat dalam negosiasi gencatan senjata dengan Israel di Kairo, Mesir, dilansir Anadolu Agency, Kamis (15/8).
Hal it lah yang menjadi alasan faksi-faksi Palestina menerima perpanjangan gencatan senjata sementara yang akan berlangsung hingga lima hari. Selain itu, gencatan senjata itu memberikan kesempatan untuk melalukan konsultasi dan meningkatkan tekanan kepada musuh.
Ia menceritakan bahwa perundingan tidak langsung yang berlangsung di Kairo itu berjalan sangat sulit dan melelahkan. Ia pun mengatakan, Israel sangat lihai dalam penundaan perundingan.
Ia mengatakan, Mesir telah berupaya keras menjadi penengah dalam perundingan tersebut dan berupaya untuk menjembatani kesenjangan antara Israel dan Palestina.
Al-Haya mengatakan kepada Anadolu, sebelumnya Israel telah menandatangani protokol dengan Otoritas Palestina untuk pembangunan bandara dan pelabuhan di Gaza.
Al-Haya mendesak Israel agar menghormati komitmennya dengan perjanjijan tersebut. "Israel harus menghentikan manipulasi bahasa mereka, jika perjanjian gencatan senjata ingin dicapai.".