REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI-- Perdana Menteri baru India, Narendra Modi, mengatakan India telah dipermalukan oleh banyaknya aksi pemerkosaan di negara itu. Pernyataan tersebut disampaikan Modi dalam pidato kenegaraan pertamanya sebagai perdana menteri.
BBC News melaporkan, dalam pidatonya diperingatan Hari Kemerdekaan India, Modi meminta meminta masyarakat India menghentikan diskriminasi terhadap anak perempuan. Ia juga meminta para orang tua bertanggung jawab atas anak-anak mereka. Menurutnya, orang tua harus sejak dini mengajarkan perihal benar dan salah pada anak-anak.
Kasus kekerasan seksual di India menyeruak sejak insiden pemerkosaan seorang mahasiswi ramai diberitakan, Desember 2012 silam. Saat itu mahasiswi 23 tahun diperkosa oleh sekelompok pria di sebuah bus di Delhi.
Peristiwa tersebut membuat India mengeluarkan undang-undang baru yang lebih keras terkait pemerkosaan. Meski begitu jumlah kekerasan seksual terus tinggi, termasuk sejumlah serangan pada wisatawan asing.
"Saat kami dengar tentang perkosaan ini, kepala kami seperti digantung oleh rasa malu," ungkap Modi.
Menurut Modi, orangtua umumnya mempertanyakan para gadis muda kemana mereka akan pergi. Tapi jarang orangtua yang menanyakan, kemana anak lelaki mereka pergi.
Modi menambahkan, pemerkosa juga pastilah anak dari seseorang. Sehingga sudah menjadi tanggung jawab setiap orangtua untuk mengawasi anak-anak mereka.
"Ini adalah tanggung jawab orang tua untuk menghentikan mereka sebelum memilih jalan yang salah," kata Modi.
Modi menyampaikan pidatonya tanpa membaca teks, yang telah dipersiapkan. Untuk pertama kalinya, dalam bertahun-tahun, seorang perdana menteri tak berdiri di belakang mimbar anti peluru.