REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki, akhirnya menyatakan pengunduran dirinya. Langkah ini pun diharapkan dapat mengakhiri kisruh politik di Baghdad.
Pengunduran diri ini dilakukan setelah derasnya aliran dukungan untuk Haider al-Abadi yang telah ditunjuk oleh Presiden Irak membentuk pemerintahan baru. Sebelumnya, Maliki menolak mengundurkan diri setelah delapan tahun menjabat sebagai perdana menteri dan disalahkan memperkisruh krisis Irak.
PBB dan Amerika Serikat pun menyambut pengunduran dirinya. Sebelum menyatakan mundur, melalui siaran televisi, Maliki menyebut adanya ancaman teroris ISIS di negerinya itu.
“Untuk mempermudah proses politik dan pembentukan pemerintahan baru, saya mengumumkan pengunduran pencalonan saya untuk Doktor Haider al-Abadi,” katanya.
Sebelumnya, ia mendesak memiliki hak membentuk pemerintahan, sebagai pemimpin dari blok terbesar dalam parlemen. Pengunduran dirinya ini mengakhiri kekuasaannya selama delapan tahun.