REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M. Nuh berharap presiden dan wakil presiden terpilih Indonesia dapat merealisaikan apa yang telah disampaikan dalam visi dan misinya saat pemilu presiden kemarin. Ia juga meminta agar dalam pelaksanaannya nanti visi dan misi itu tidak sampai dikurangi.
“Saya sudah baca visi misi dari para capres, termasuk Pak Jokowi dan Pak JK (Jusuf Kalla). Apa yang disampaikan dalam visi misi itu tidak ada sesuatu yang saling bertentangan dengan apa yang kita lakukan,” kata M. Nuh seusai menjalani Sidang Paripurna di Gedung Parlemen Senayan hari ini, Jumat (15/8).
“Itu harus dimasukkan semua. Kita nggak boleh, dari segi etika, nggak boleh kalau para capres visi misinya kepengin satu, dua, tiga... Oh ini nggak cocok, nggak usah dimasukkan. Jadi apa yang sudah masuk di dalam visi misi, minimum itu harus masuk dalam (RAPBN) 2015 dan RPJNN 2015,” kata dia.
M. Nuh menyatakan yakin pemerintahan akan semakin baik dari dari tiap periode ke periode mendatang. Dengan begitu, menurut dia, masyarakat akan mendapatkan pelayanan di bidang pendidikan dan kebudayaan yang jauh lebih baik dari tahun ke tahun. Ia juga yakin setiap kebijakan yang telah dibuat dibuat oleh Kemendikbud saat ini akan tetap dilanjutkan.
“Program 2015 dan seterusnya kami serahkan sepenuhnya kepada pemerintahan yang akan datang. Itu kewenangan, hak, dan kewajiban pemerintahan yang baru. Tapi kami punya keyakinan, program-program yang baik tentu akan tetap dilaksanakan,” ujar dia.
Ia mencontohkan, salah satu program yang akan terus dilanjutkan adalah bidik misi. M. Nuh menggarisbawahi pernyataan Presiden SBY dalam pidato kenegaraan pagi tadi bahwa program ini akan tetap diteruskan. Selanjutnya, ia menyerahkan sepenuhnya keberlanjutan program-program di Kemendikbud kepada pemerintahan yang akan datang.