Sabtu 16 Aug 2014 00:13 WIB

Aktivis Pro-Palestina Ditahan di Melbourne, Loh Kok?

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Aktivis Palestina mengibarkan bendera Palestina sambil memegang kertas suara pemilu saat menggelar demonstrasi menyerukan pemilu dan bergabungnya Fatah dan Hamas di Gaza City, Palestina, Rabu (25/1).
Foto: AP/Adel Hana
Aktivis Palestina mengibarkan bendera Palestina sambil memegang kertas suara pemilu saat menggelar demonstrasi menyerukan pemilu dan bergabungnya Fatah dan Hamas di Gaza City, Palestina, Rabu (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE– Kepolisian Victoria menahan tujuh demonstran pro-Palestina yang memanjat ke atap pabrik militer Israel di Melbourne. Para demonstran masuk ke halaman Sistem Elbit di Pelabuhan Melbourne sekitar pukul 5.30 pada Jumat.

Mereka membentangkan sebuah banner di atas atap pabrik yang bertuliskan “pesawat tak berawak Elbit membunuh anak-anak di Gaza #BDS”. Mereka pun berteriak “bebaskan Palestina”, sedangkan para demonstran di jalanan juga membawa spanduk bertuliskan “Kami tak ingin perang kotormu.”

Tak hanya itu, sebuah dinding pembatas palsu yang merepresentasikan tembok yang dibangun Israel di Gaza juga telah didirikan. Kepolisian Victoria mengatakan para petugasnya telah dikerahkan untuk mengawasi sekitar 20 pendemo.

Tujuh orang yang berada di atap pun ditahan dan kemudian dibebaskan dengan surat perintah pengadilan atas pelanggaran. Sistem Elbit menciptakan berbagai macam sistem militer angkatan laut, udara, dan darat. Sistem ini merupakan divisi Australia yang difokuskan pada Militer Pertahanan Australia (ADF).

Namun, kelompok pro-Palestina mengatakan perusahaan tersebut berhubungan dengan pabrik pesawat tak berawak yang digunakan dalam konflik Gaza. Militer Pertahanan Israel (IDF) pun memuji tehnologi Elbit selama serangannya ke Jalur Gaza yang telah menyebabkan lebih dari 1.600 warga Palestina tewas.

Pesawat tak berawak atau drone milik perusahaan Skylark ini disebut-sebut menjadi aset nyata IDF karena kemampuannya untuk mengumpulkan intelijen pada target militer. Sam Castro, kelompok Palestina Melbourne, mengatakan Elbit akan terus menerus menjadi target para demonstran.

“Perusahaan swasta ini mengambil keuntungan dari mesin kematian yang telah membunuh anak-anak di Gaza. Kami berhubungan dengan para demonstran di seluruh dunia untuk tetap menargetkan Erbil karena perusahaan itu tidak diterima di negara kami,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement