REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Seorang pria Mesir ditembak mati oleh seorang keamanan Libya ketika mencoba, bersama dengan lebih dari seribu rekannya, untuk menyeberang ke Tunisia melalui penyeberangan perbatasan Ras Ajdir.
Situasi di persimpangan itu sekarang stabil setelah kejadian tersebut, kata Kantor Berita Tunisia (TAP), mengutip sumber-sumber keamanan di lokasi.
Setidaknya 1.200 orang Mesir Jumat memasuki wilayah Tunisia dan mereka mengharapkan kembali pulang ke negaranya melalui angkutan udara antara Bandara Tunisia Gabes Matmata dan Bandara Kairo, kata sumber tersebut menambahkan.
Lotfi Gimeny, kepala bandara Gabes Matmata, menegaskan kembalinya penerbangan itu untuk mengevakuasi warga Mesir yang melarikan diri ke Libya setelah dihentikan selama dua hari.
"Lima pesawat Mesir tiba di sini Jumat untuk membawa setidaknya 1.300 warga Mesir," kata Lotfi dalam satu pernyataan.
Jumlah warga Mesir yang telah dievakuasi dari Libya melalui bandara Gabes Matmata sejauh ini telah mencapai 13.000, tambahnya.
Aliran warga Libya yang melarikan diri dari negaranya menuju perbatasan Tunisia terus berlangsung sejak pecahnya pertikaian di bandara Tripoli.
Bulan Sabit Merah Tunisia terus memberikan bantuan makanan kepada semua pendatang di persimpangan Ras Ajdir.