Sabtu 16 Aug 2014 17:20 WIB

Para Reporter Ini Bahayakan Nyawa Wawancarai Militan ISIS

Rep: c92/ Red: Mansyur Faqih
Deniz Firat
Foto: firatnews
Deniz Firat

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Seorang wartawan Kurdi membahayakan hidupnya untuk melakukan sebuah wawancara. Senin (11/8), ia menyeberangi jembatan di Iran yang kini sedang diperebutkan. 

Hunar Ahmed adalah seorang reporter media Rudaw untuk kaum Kurdi. Ia berjalan dari sisi jembatan yang dikendalikan oleh pasukan Kurdi ke arah pasukan bersenjata ISIS. Ini terjadi di desa Kirkuk. 

Dalam sebuah video, Ahmed mencoba berbicara dengan seorang anggota ISIS. Ia bertanya, "Ada yang mau berbicara untuk Rudaw?" teriaknya dari jembatan.

Para pasukan Kurdi memintanya berbicara dalam bahasa Arab. Para militan ISIS menolak berbicara dengan responden dan memperingatkannya untuk mendekat. 

"Sepertinya mereka sibuk memperkuat lini depan mereka di sini," kata Ahmed mengamati, kemudian kembali kepada pasukan Kurdi. 

"Kami berusaha mendekati mereka, namun mereka memperingatkan kami untuk tidak mendekat," kata dia. 

Selama akhir pekan, wartawan Kurdi lain, Deniz Firat, tertembak tepat di jantung oleh peluru para anggota ISIS. Ia bekerja untuk kantor berita Firat (FNA) dan bertugas meliput konflik di wilayah tersebut serta kehidupan di kamp pengungsi Makhmour. 

Media Kurdi merilis, keluarga Deniz Firat tidak diizinkan mengikuti rombongan pemakamannya. Mereka diblok dan tidak dapat menyeberang ke perbatasan Habur yang menjadi pintu masuk ke Turki timur di provinsi Van, tempat Firat dikuburkan. 

"Dia luar biasa, seorang wanita aktivis yang pemberani. Dia telah kehilangan dua saudara perempuan dalam perjuangan pembebasan rakyat Kurdi. Kantor berita Firat telah mengecam serangan yang dilakukan musuh-musuh kemanusiaan yang telah mengambil kehidupan seorang jurnalis ini," kata juru bicara Firat News. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement