REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina mengatakan telah menghancurkan bagian dari konvoi militer Rusia yang menyeberang ke wilayahnya. Klaim ini semakin meningkatkan ketegangan di antara kedua negara.
NATO pun menuduh Rusia terlibat aktif dalam destabilisasi Ukraina timur. Di wilayah itu, separatis pro-Kremlin telah berjuang melawan Kiev selama empat bulan.
Kedua negara juga terlibat perdebatan selama berhari-hari saat Moskow mengatakan konvoi Rusia yang membawa bantuan untuk kota terkepung yang dikuasai pemberontak. Kamun Kiev mencurigai konvoi itu bisa menjadi "Kuda Troya" untuk memberikan bantuan militer kepada pemberontak.
Kekhawatiran bahwa bentrokan perbatasan bisa tumpah menjadi perang habis-habisan antara Kiev dan Moskow mengirim pasar saham utama jatuh di seluruh Eropa dan Amerika Serikat.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan kepada Perdana Menteri Inggris David Cameron bahwa artileri pemerintah telah menghancurkan bagian besar dari konvoi kecil militer yang memasuki negara itu.
Uni Eropa menuntut agar Rusia segera menghentikan segala bentuk permusuhan perbatasan. Khususnya untuk aliran senjata, penasihat militer dan personil bersenjata ke wilayah konflik, dan untuk menarik pasukannya dari perbatasan.
Presiden Prancis Francois Hollande menyerukan Rusia untuk menghormati integritas teritorial Ukraina dan agar kedua pihak berupaya untuk meredakan ketegangan yang sangat tinggi. Sementara Inggris memanggil duta besar Moskow untuk mengklarifikasi situasi.
Juru bicara Cameron mengatakan Rusia perlu menunjukkan kemauan untuk menemukan solusi damai bagi konflik.
Moskow telah menolak tuduhan kalau Rusia mengirim perangkat keras militer. Ini adalah penolakan terbaru dari tuduhan Barat bahwa pihaknya menyalurkan senjata kepada separatis pro-Rusia yang meluncurkan pemberontakan terhadap Kiev pada April.
Tetapi Kepala NATO Anders Fogh Rasmussen mendukung laporan serangan Rusia. Apalagi setelah media Inggris mengatakan telah melihat konvoi sekitar 20 kendaraan menyeberangi perbatasan.
"Itu hanya menegaskan fakta bahwa kita melihat aliran lanjutan senjata dan pejuang dari Rusia ke Ukraina timur," katanya.
"Ini adalah jelas menunjukkan terus keterlibatan Rusia dalam destabilisasi timur Ukraina."