Ahad 17 Aug 2014 11:30 WIB

PBB : Anak-Anak Gaza Butuh Perawatan Psikologis

Rep: C64/ Red: Citra Listya Rini
Seorang ibu dan anaknya di Jalur Gaza.
Foto: REUTERS/Suhaib Salem/ca
Seorang ibu dan anaknya di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pejabat senior Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyatakan serangan Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan ribuan anak-anak mengalami trauma psikologis yang mendalam dan mengerikan. Angka terbaru menunjukkan bahwa sekitar 400 ribu anak Palestina membutuhkan bantuan Psikologis dengan segera.

"Ini pertama kali anak-anak mengalami traumatis memalui perang yang sangat dekat. Hal itu sangat menakutkan bagi mereka," kata Juru Bicara Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Paletsina (UNRWA) Chris Gunness seperti dilansir Press TV, Sabtu (16/8).

Dikabarkan PBB telah mempekerjakan ratusan psikoterapis guna memeriksa efek dari situasi ini pada anak-anak. Saat ini tedapat 200 psikoterapi profesional yang bertugas di sekitar 90 klinik di Gaza.

Paramedis mengatakan beberapa anak mengalami luka bakar dan luka akibta pecahan peluru dalam serangan Israel yang melanda rumah mereka di Gaza. Yang nampak dari anak-anak Gaza adalah tatapan mereka yang kosong dan tanp emosi.

Sementara itu, pengadilan Israel baru-baru ini melarang siaran dari lembaga hak asasi manusia Isaral LSM B'Tselem. Yang mana LSM menyebutkan daftar nama anak-anak Palestina yang meninggal dunia selama sebulan gempuran Israel terhadap Gaza.

Hampir dua ribu warga Palestina termasuk 470 anak-anak meninggal dunia akibat kekejian Zionis Israel. Bahkan, jumlah terkini yang mengalami luka-luka sudah mencapai 10.200 lebih, yanga mana mayoritas korban adalah warga sipil dan sebagian besar yang terluka adalah anak-anak.

Lembaga hak asasi manusia mengatakan pasukan Israel telah secara sistematis membunuh anak-anak Palestina dengan keji. Bahkan, kelompok banyak kelompok LSM hak asasi manusia mengatakan sebuah tren yang baru dan berkembang di kalangan tentara Israel untuk memukul anak-anak dan pemuda Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement