Ahad 17 Aug 2014 13:06 WIB

Seorang Mahasiswi Muslim Ditikam Karena Berjilbab

Rep: c64/ Red: Muhammad Hafil
Jilbab
Foto: Mgrol25
Jilbab

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang mahasisawa PhD dari Arab Saudi telah ditikam sampai mati dikarenakan memakai busana Islami. Pasalnya, ia ditikam saat tengah diperjalanan menuju universitanya, seperti yang dikutip Press TV, Sabtu (16/8) dari Huffimgton Post.  

Diketahui mahasiswi Muslim ini bernaman Nahid Alamena yang berusia 31 tahun. Dilaporkan bahwa ia ditikam hingga 16 kali di jalan setapak. Petugas berwenang mengatakan, ia dijadikan sasaran karena mengenakan pakaian khas muslimah dengan jubah panjang dan jilbab. 

Meneurut polisi Essex, mahasiswi Muslim ini asal Arab tewas ditempat setelah menerima tikaman berkali-kali di tubuh, leher, kepala dan lengannya. 

Pihak Universitas Essex mengatakan, Almanea merupakan mahasiswi PhD yang sangat bekerja keras dan teliti dan berharap dapat menyelesaikan studinya pada tahun ini. 

Saat ini jenazah telah dikirim ke Arab Saudi, ptovinsi al-Jawf, yang mana keluarga, sanak saudara maupun teman-temannya berkumpul untuk mengantar jenazah Almanea menuju peristirahatannya yang terakhir. 

Dilaporkan, bahwa kepolisian London telah menangkap seorang pria berusia 52 tahun terkait kasus pembunuhan Almanea. 

"Hal ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi pada mahasiswa Muslim dan tentau saja hal ini bukan yang terakhir pada anggota komunitas Myuslim di Inggris. Saat ini kami akan menunggu semua bukti agar menjadi lebih jelas," ujar Omar Ali, Presiden Federasi Masyarakat Mahasiswa Islam yang berbasis di London, Inggris. 

Ia berkata, jika penyebab kasus itu adalah Islamophobia karena penampilannnya yang Muslim, maka hal ini akan berkolerasi dengan peningkatan eksponensial dalam kebencian dan kejahatan terhadap setiap Muslim di Inggris. 

Huffington Post  melaporkan, serangan tersebut mendorong reaksi keras dari orang-orang di Inggris dan Arab Saudi. Yang mana mereka semua mengutuk serangan terhadap kaum Muslim tersebut. 

Beberapa waga negara Arab Saudi bahkan meminta Kedutaan Besar Arab Saudi di London untuk menangguhkan hubungan bisnis dengan pemerintahan Inggris. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement