REPUBLIKA.CO.ID, TEl AVIV -- Ribuan pemukim Israel melakukan aksi damai dan mendesak agar mengakhiri serangan Israel terhadap Gaza, pada Sabtu (16/8). Mereka pun memprotes Netanyahu yang menolak bernegosiasi dengan Mahmoud Abbas.
Seperti dilansir AFP, aksi protes ini merupakan aksi damai yang terbesar di israel sejak dimulainya gempuran Israel terhadap Gaza, yang mana gempuran Israel telah menyebabkan 1.680 warga Palestina meninggal dunia dan 10 ribu lebih lainnya terluka.
Aksi protes ini diselenggarakan oleh oposisi sayap kiri parta Meretz, partai Hadash, dan Peace Now. Peace Now merupakan sebuah kelompok yang menentang pembangunan pemukim Yahudi yang diduduki.
"Semua yang dilakukan oleh pemerintah Netanyahu hanyalah melemahkan Abbas namun memperkuat Hamas," ujar Nitzan Horowitz dari Partai Meretz.
Para protes mengecam pemerintahan Netanyahu dan menuduh Netanyahu menolak bernegosiasi dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. .
Ketua Partai Meretz, Zehava Galon meminta Netanyahu untuk mengundurkan diri. "Dia telah gagal, baik dalam keamanan dan perdamaian. Ia harus pergi," ujarnya
Penulis David Grossman mengatakan, israel harus berdamai dengan otoritas Palestina dan segera bernegosiasi dengan pemerintah persatuan Palestina. Ia pun merujuk pemerintah ahli dan independen pemerintah persatuan Palestina.
Namun, pada kenyaatan Netanyahu telah menolak diskusi dengan pemerintah persatuan Palestina dan menuduh Grossman memiliki hubungan dengan Hamas. Yang mana hal tersebut disebut Zinis sebagai organisasi teroris.
Sebelumnya pada Kamis (14/8) sekitar 10 ribu orang berdemonstrasi dan mengatakan, mendukung operasi militer. Tak hanya itu, para demonstran itu juga mendesak agar tentara Zionis mengakhiri serangan roket ke Gaza.