REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Pihak penerbangan Kenya mengatakan pada Sabtu (17/8), akan menangguhkan penerbangan komersial ke negara-negara yang dilanda Ebola, yaitu Liberia dan Sierra Leone, mulai 19 Agustus tengah malam.
Sementara itu, Kenya Airlines mengatakan hanya 19 penumpang yang akan terkena penangguhan jadwal penerbangan pada 19 Agustus. Pihaknya akan mengembalikan tiket yang telah dipesan penumpang sebelum tanggal tersebut.
Keputusan tersebut muncul dari penilaian resiko yang keras, yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Kenya pada hari sebelumnya.
"Kami bergantung pada nasihat para pakar untuk kelanjutan operasi kami, dari Departemen Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia," tutur kepala eksekutif Kenya Airlines, Titus Naikuni, seperti dilansir dari WorldBulletin (Ahad, 17/8).
Pada hari yang sama, Kementerian Kesehatan melarang masuk ke Kenya, orang-orang yang berasal dari Sierra Leone, Liberia dan Guinea. Di samping itu, warga Kenya juga dilarang bepergian ke negara-negara tersebut.
Akan tetapi, orang Kenya yang berada di negara terjangkit Ebola itu tidak dilarang memasuki Kenya. Hanya saja, mereka harus menjalani pemeriksaan kesehatan.
Pihak penerbangan mengatakan, jadwal penerbangan ke tujuan Afrika Barat lainnya seperti Nigeria dan Ghana akan berlanjut normal. Namun begitu, demi keselamatan publik, pihaknya bisa saja membatalkan penerbangan jika ada perintah situasi lain.